Uji Elisa Adalah Teknik Pengujian Laboratorium untuk Menganalisis Interaksi Antigen

uji elisa

Pemeriksaan melalui laboratorium sejak dulu telah digunakan untuk memastikan dan membenarkan diagnosis penyakit. Dalam perkembangnya teknologi pemeriksaan secara mikroskopik, dapat dilakukan dengan uji Elisa yang menjadi salah satu terobosan terpenting untuk memeriksa  antibodi dan antigen pada suatu sampel.  

Uji ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) adalah sebuah teknik serologis yang umum digunakan di berbagai laboratorium imunologi. ELISA adalah teknik pengujian laboratorium umum yang mendeteksi dan menghitung antibodi , antigen , protein, dan hormon tertentu dalam sampel cairan tubuh. Ini termasuk darah , plasma , kencing, air liur (ludah) dan cairan serebrospinal (CSF). 

Apakah Anda sedang mencari informasi seputar Uji Elisa untuk kepentingan pengujian industri Anda? Untuk ulasan lengkap mengenai Uji Elisa ini, mari simak lebih lanjut mengenai Uji Elisa inii dalam beberapa informasi penting yang telah dirangkum berikut ub!

Definisi dan Jenis Uji Elisa

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Uji Elisa merupakan serologis yang digunakan untuk menganalisis interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel menggunakan enzim sebagai pelapor (reporter label). Pengujian ini juga dapat didefinisikan sebagai teknik pengujian laboratorium umum yang digunakan untuk mendeteksi dan menghitung antibody, protein, dan hormon tertentu dalam sampel cairan tubuh makhluk hidup.

Secara umum Uji Elisa dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yang masing-masing jenis cocok untuk sejumlah analisis. Lebih lengkap mengenai jenis Uji Elisa terdapat beberapa jenis yang perlu Anda ketahui yaitu :

  1. Direct Elisa
    Pada jenis uji elisa ini, metode yang digunakan berupa Antigen yang diimobilisasi pada microplate, lalu diinkubasi langsung dengan antibodi primer yang terkonjugasi dengan enzim. Cocok untuk menganalisis respon imun terhadap antigen
  2. Indirect Elisa
    Selanjutnya terdapat jenis Indirect Elisa, dimana metode ini digunakan untuk mendeteksi antigen atau antibody yang memiliki karakteristik antigen tidak menempel langsung pada antibody derector. Jenis ini cocok untuk estimasi kuantitatif antibodi dalam serum dan cairan tubuh lainnya.
  3. Sandwich Elisa
    Berikutnya terdapat Sandwich Elisa yang merupakan antigen yang diikatkan oleh antibodi penangkap (capture antibody) dan kemudian diikatkan kembali dengan antibodi secara direct dan indirect. Penggunaan uji elisa jenis ini cocok untuk mengukur konsentrasi antigen dari sampel yang kompleks.
  4. Competitive Elisa
    Terakhir terdapat competitive Elisa yang dapat digunakan untuk mengukur antibody dan antigen. Jenis uji elisa ini menggunakan konjugat antigen–enzim atau konjugat antibodi–enzim. Cocok untuk menganalisis adanya interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel.

Penggunaan Uji Elisa

Sesuai dengan definisi yang telah disampaikan sebelumnya Elisa digunakan untuk melihat adanya antigen atau antibodi dalam sampel.  Dalam penggunaanya Uji Elisa telah digunakan untuk mendiagnosa penyakit maupun kondisi dan keadaan tertentu baik pada manusia, hewan dan tumbuhan. Lebih lengkap mengenai penggunaan Uji Elisa dalam berbagai bidang dapat Anda simak dalam penjelasan berikut ini :

  1. Diagnosa Penyakit
    Uji elisa digunakan untuk menentukan konsentrasi antibodi dalam serum dan cairan tubuh lainnya, serta untuk mendeteksi adanya antigen yang dikenali oleh antibody.
  2. Riset Biomedis
    Uji elisa digunakan untuk mengukur konsentrasi antigen dan antibodi dalam sampel biologis, serta untuk mengembangkan vaksin dan skrining obat.
  3. Industri Pangan
    Uji elisa digunakan untuk memastikan keamanan dan kualitas pangan, seperti deteksi allergen.
  4. Patologi Tanaman
    Uji elisa digunakan untuk diagnosa penyakit pada tanaman

Tujuan Uji Elisa

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya Uji Elisa memiliki peran penting untuk melakukan deteksi antibodi pada sampel cairan tubuh makhluk hidup.  Dimana tujuan dari Uji Elisa ini berkaitan dengan analisis adanya interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim sebagai pelapor (reporter label).  

Karena pengujian ini digunakan untuk melihat adanya antigen atau antibodi dalam sampel metode ini berguna untuk menentukkan konsentrasi antibodi yang digunakan untuk mendiagnosis sejumlah penyakit akibat virus dan bakteri. Sejalan dengan hal tersebut sejumlah fungsi Uji Elisa bagi bidang medis meliputi:

  1. Menganalisis respon imun terhadap antigen
  2. Estimasi kuantitatif antibodi dalam serum dan cairan tubuh lainnya
  3. Menentukan konsentrasi analit dalam sampel biologis
  4. Mengukur antibodi dan antigen

Manfaat Uji Elisa

Setelah mengetahui tujuan dari uji Elisa, lalu apa sajakah manfaat yang ditawarkan dari melakukan Uji Elisa? Uji Elisa atau (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) memiliki beberapa manfaat yang signifikan dalam diagnosa penyakit, riset biomedis, dan berbagai industri. Untuk lebih lengkap mengenai manfaat Uji Elisa ini dapat Anda simak dalam penjelasan berikut ini :

  1. Sederhana dan Ekonomis
    Teknik pengerjaan pada uji Elisa relatif sederhana dan ekonomis karena hanya memerlukan antibodi yang spesifik dan enzim sebagai pelapor.
  2. Sensitivitas Tinggi
    Uji Elisa memiliki sensitivitas yang cukup tinggi, sehingga dapat mendeteksi keberadaan antigen yang berkadar sangat rendah pada sampel yang diuji untuk melakukan diagnosa penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan patogen lainnya
  3. Banyak Digunakan
    Uji Elisa telah banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti diagnosa penyakit, riset biomedis, dan industri pangan. Bahkan Kit uji elisa telah tersedia secara komersial untuk diagnosa penyakit seperti HIV/AIDS, flu, kolera, WNV, TB, hepatitis B, dan lain-lain.
  4. Spesifitas Tinggi
    Pengujian dengan Elisa berdasarkan reaksi antigen dengan antibodi yang spesifik, memiliki hasil yang sangat spesifik dan tidak mudah terganggu oleh interferensi lain.
  5. Efisiensi Tinggi
    Uji Elisa memiliki efisiensi tinggi karena dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai tipe molekul, seperti protein, lipida, karbohidrat, asam nukleat, dan lain-lain.
  6. Aman dan Ramah Lingkungan
    Uji Elisa tidak memerlukan substansi radioaktif dan pelarut organik dalam jumlah banyak, sehingga prosedur uji ini sangat aman dan ramah lingkungan.
  7. Dapat Digunakan untuk Berbagai Analisis
    Uji Elisa dapat digunakan untuk berbagai analisis, seperti diagnosa penyakit, skrining obat, dan tes kehamilan di rumah. Dalam industri pangan, pengujian ini juga membantu memastikan keamanan dan kualitas pangan.
  8. Dapat Digunakan untuk Berbagai Sampel
    Uji Elisa juga dapat digunakan untuk berbagai jenis sampel, seperti serum, plasma, dan cairan lainnya, sehingga sangat berguna dalam diagnosa penyakit dan riset biomedis.
  9.  Dapat Digunakan untuk Berbagai Analit
    Kemudian Uji Elisa dapat digunakan untuk berbagai analit, seperti vitamin biotin, sehingga sangat berguna dalam analisis kualitas makanan dan obat
  10.  Dapat Digunakan untuk Berbagai Industri
    Terakhir uji elisa ini juga dapat digunakan dalam berbagai industri, seperti industri pangan, obat, dan bioteknologi untuk memastikan keamanan dan kualitas produk

Kelebihan dan Kekurangan Uji Elisa

Dari penjelasan sebelumnya telah Anda ketahui penjelasan mengenai uji elisa yang berkaitan dengan deteksi dan mengukur antibody dalam darah Anda. Dalam dunia medis tentunya pengujian ini memiliki peran penting untuk mendiagnosis suatu penyakit berdasarkan hasil uji antibodi yang dilakukan. Meskipun demikian prosedur buatan manusia ini tentunya memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk mengetahuinya dapat Anda simak dibawah ini :

Kelebihan Uji Elisa

Dengan peran pentingnya sebagai prosedur yang digunakan untuk mendeteksi dan menghitung antibody, antigen, protein, dan hormone tertentu dalam sampel cairan tubuh tentunya Uji Elisa memiliki sejumlah kelebihan yang diantaranya meliputi:

  1. Teknik Pengerjaan Sederhana
  2. Sensitivitas Tinggi
  3. Spesifitas Tinggi
  4. Tersedia untuk Umum

Kekurangan Uji Elisa

Selain menawarkan sejumlah kelebihan, Uji Elisa sebagai pengujian sederhana tentunya juga memiliki beberapa kekurangan yang tidak dapat dihindari. Adapun kekurangan menggunakan Uji Elisa diantaranya sebagai berikut :

  1. Biaya Penyiapan Antibodi Tinggi
  2. Teknik yang Rumit
  3. Kemungkinan Positif/Negatif Palsu Tinggi
  4. Ketidakstabilan Antibodi

Diagnosa Uji Elisa

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya karena uji elisa dapat digunakan untuk melihat adanya antigen atau antibodi dalam sampel, metode ini berguna untuk menentukkan konsentrasi antibodi pada tubuh makhluk hidup. Pengujian satu ini dapat digunakan sebagai tes skrining pertama yang digunakan secara luas dalam beberapa diagnosa penyakit dan keadaan yang berkaitan dengan antibodi dan imunitas. Adapun sejumlah diagnosa yang dapat dilakukan pada Uji Elisa diantaranya sebagai berikut :

  1. Infeksi penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan patogen lainnya yang diantaranya seperti HIV/AIDS, Flu, Kolera, WNV, TB, Hepatitis B, Penyakit lainnya yang diderita manusia dan hewan.
  2. Penyakit pada hewan yang digunakan untuk memeriksa beberapa keadaan pada hewan seperti Antibodi anti A. hydrophila pada ikan mas.
  3. Penyakit pada tanaman yang umumnya digunakan untuk mendiagnosa patologi tanaman.
  4. Kesehatan manusia, dalam hal ini diagnosis yang dilakukan untuk tes kehamilan di rumah, skrining obat, dan diagnosis penyakit lainnya.
  5. Kesehatan hewan yang dilakukan dengan menggunakan Uji Elina diantaranya untuk diagnosis penyakit pada hewan
  6. Kualitas dan keamanan pangan, Uji Elisa juga digunakan untuk mendeteksi alergen makanan yang potensial seperti susu, kacang, dan telur. Serta mendeteksi daging ikan kerapu yang sering dipalsukan. 
  7. Penyakit autoimun, Uji Elisa juga digunakan sebagai salah satu cara untuk mendiagnosis pada kasus rheumatoid arthritis
  8. Penyakit parasite, pengujian ini juga dapat mendiagnosis lebih cepat penyakit schistosomiasis
  9. Penyakit bakteri, yang digunakan untuk melakukan diagnosis cepat leptospirosis pada susu.
  10. Penyakit protozoa, Uji Elisa juga dapat digunakan untuk mendiagnosis dengan cepat toksoplasmosis pada tubuh manusia.
  11.  Penyakit virus yang menyerang antibodi dapat diketahui menggunakan uji elisa sehingga pengujian ini cocok dalam diagnosis cepat COVID-19.
  12. Penyakit lainnya seperti diagnosis penyakit seliak, skrining awal untuk mendeteksi beberapa jenis obat-obatan

Prinsip Dasar Uji Elisa

Dalam prosedurnya, uji Elisa memiliki sejumlah prinsip yang perlu diketahui agar pengujian yang dilakukan dapat menghasilkan data yang akurat dan terjamin. Sebagai kadar analisis biokimia dan teknik laboratorium basah, Uji Elisa mengidentifikasi kehadiran suatu analit dalam sampel yang berbentuk cair. Untuk lebih memahami prinsip dasar uji Elisa ini dapat Anda simak selengkapnya dalam penjelasan berikut :

  1. Reaksi Antigen-Antibodi
    Uji Elisa menggunakan reaksi antigen-antibodi untuk mendeteksi keberadaan antigen dalam suatu sampel. Antigen adalah molekul yang diinginkan untuk diukur, sedangkan antibodi adalah molekul yang spesifik terhadap antigen tersebut
  2.  Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
    Uji Elisa juga menggunakan enzim sebagai pelapor (reporter label) untuk menghasilkan warna yang dapat dideteksi. Enzim ini berfungsi mengubah substrat menjadi produk yang dapat diukur.

Tahapan Proses Uji Elisa

Untuk melakukan proses pengujian dengan sempurna dibutuhkan pemahaman mengenai tahapan proses uji Elisa. Pahami lebih lanjut mengenai tahapan proses Uji Elisa ini dengan membaca sejumlah point berikut :

  1. Pengenceran Standar
    Siapkan pengencer standar dari reagen digunakan sebagai acuan untuk menetapkan kurva dalam penentuan kadar sampel.
  2. Penggunaan Antibodi
    Kemudian gunakan Antibodi spesifik terhadap antigen ditambahkan ke dalam lempeng mikrotiter polistirena yang sudah di coated dengan antigen.
  3. Penggunaan Antibodi Pendeteksi
    Gunakan pula Antibodi pendeteksi yang berlabel enzim  untuk menghasilkan komplek antigen-antibodi-antibodi pendeteksi.
  4. Penggunaan Substrat
    Anda dapat menggunakan Substrat yang berupa kromogen atau fluorogenik dan diubah oleh enzim menjadi produk yang dapat diukur.
  5.  Pengukuran Absorben
    Terakhir tambahkan pula absorben pada  Uji Elisa reader/spektrofotometer, dan dikuantifikasi menggunakan kurva expert menggunakan absorbansi pengenceran standar.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, Uji Elisa memiliki peran penting khususnya dibidang medis untuk diagnosa berbagai penyakit dan keadaan tertentu pada tubuh makhluk hidup yang diambil sampelnya. Uji Elisa digunakan dalam pengujian laboratorium umum yang mendeteksi dan menghitung antibodi , antigen , protein, dan hormon tertentu dalam sampel cairan. 

Metode Eliza memiliki keunggulan seperti prosedur yang sederhana, sensitivitas tinggi, dan efisiensi yang baik. Meskipun begitu terdapat beberapa kekurangan dari Uji Eliza ini seperti biaya penyiapan antibodi yang tinggi dan kemungkinan hasil positif atau negatif palsu. Semoga penjelasan diatas mudah dipahami dan menambah wawasan Anda.