Bakteri menjadi organisme hidup bersel tunggal yang memiliki ukuran sangat kecil dan cenderung dikenal sebagai penyebab dari berbagai macam penyakit. Secara umum bakteri dapat dikategorikan menjadi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pada bakteri positif mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi oleh dinding sel tebal berupa peptodoglikan yang mana salah satunya dapat ditemukan pada bakteri Bacillus cereus.
Bacillus cereus dapat ditemukan di alam (tanah, debu, air) dan dalam bahan atau produk pangan. Pada beberapa galur bakteri ini dapat berbahaya bagi manusia dan menyebabkan penyakit bawaan makanan. Oleh karenanya untuk mengidentifikasi bakteri ini dibutuhkan sebuah pengujian yang bernama uji biokimia bacillus cereus.
Uji biokimia Bacillus cereus adalah suatu metode laboratorium yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sifat biokimia dari bakteri Bacillus cereus. Tujuan dari uji biokimia ini adalah untuk mengetahui apakah bakteri tersebut menghasilkan enzim tertentu, memfermentasi karbohidrat, atau memiliki sifat lain yang khas. Mari pelajari lebih lanjut mengenai uji biokimia bacillus cereus pada penjelasan yang telah dirangkum berikut ini!
Daftar Isi
Parameter yang Diuji dalam Uji Biokimia Bacillus Cereus
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya uji biokimia dilakukan pada suatu sampel baik sampel biologis maupun produk atau bahan pangan untuk menganalisis ada tidaknya bakteri Bacillus Cereus. Dalam beberapa penelitian, uji biokimia Bacillus cereus telah digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri ini dalam produk pangan, seperti susu kedelai dan oriflakes umbi garut.
Melalui pengujian ini hasil uji biokimia yang didapat membantu dalam menentukan kualitas dan keamanan produk pangan tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut dalam uji biokimia Bacillus cereus, beberapa parameter yang biasanya diuji dapat Anda ketahui dengan melihat parameter dibawah ini :
- Kemampuan Fermentasi
Bacillus cereus dapat memfermentasi beberapa karbohidrat seperti glukosa, laktosa, dan sukrosa. Pengujian ini dilakukan dengan menambahkan substrat karbohidrat ke dalam medium bakteri untuk memantau apakah bakteri tersebut dapat menghasilkan gas atau tidak. - Kemampuan Produksi Enzim
Parameter yang digunakan selanjutnya adalah untuk mengetahui apakah bakteri Bacillus cereus dapat menghasilkan enzim tertentu, seperti amilase, protease, atau lipase. Enzim ini dapat digunakan untuk menghancurkan polisakarida, protein, atau lemak. - Kemampuan Menghasilkan Senyawa Antibiotik
Berikutnya Bacillus cereus juga dapat menghasilkan senyawa antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain. Uji biokimia ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut dapat menghasilkan senyawa inia atau tidak. - Kemampuan Menghasilkan Indol
Parameter yang diuji dalam uji biokimia ini juga digunakan untuk mengetahui apakah bakteri Bacillus cereus dapat menghasilkan indol, yang merupakan suatu senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai indikator keberadaan bakteri ini.
Manfaat Uji Biokimia Bacillus Cereus
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bakteri bacillus cereus banyak terdapat pada bahan baku yang biasa digunakan pada industri pangan. Oleh karenanya pengecekan bakteri ini melalui uji biokimia sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelompokkan bakteri yang diuji berdasarkan sifat biokimianya. Melalui pengujian ini juga membantu produsen dalam mengetahui dan menjaga kualitas produknya. Lebih lanjut sejumlah manfaat yang diberikan dari uji biokimia Bacillus Cereus diantaranya :
- Identifikasi Bakteri, untuk membantu identifikasi bakteri Bacillus Cereus melalui analisis sifat-sifat biokimia.
- Pengujian Kualitas Makanan, membantu dalam menentukan apakah makanan tersebut aman dikonsumsi atau tidak.
- Pengawasan Higiene, membantu dalam pengawasan higiene dan sanitasi pada industri makanan, dengan menguji keberadaan bakteri patogen
- Pengembangan Strategi Kontrol, membantu penggunaan teknologi pengawetan yang lebih efektif dan pengawasan lebih ketat terhadap bahan baku dan proses produksi.
- Pengembangan Bahan Baku, membantu dalam pengembangan bahan baku yang lebih aman dan berkualitas.
Karakteristik Bacillus Cereus
Selain memiliki banyak manfaat untuk keamanan dan kesehatan produk industri, dalam uji biokimia Bacillus cereus penting bagi penguji untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh Bacillus Cereus. Sebagai bakteri gram positif, Bacillus cereus memiliki bentuk batang, aerobik, anaerob fakultatif, motil, serta beta hemolitik. Adapun karakteristik lebih lanjut mengenai Bacillus cereus dapat Anda simak berikut ini :
- Suhu Pertumbuhan
Bacillus cereus dapat tumbuh pada suhu maksimum 35°C-45°C dan suhu minimum 10°C-20°C. - Karakteristik Koloni
Bacillus cereus hidup secara aerob fakultatif, suhu pertumbuhan maksimum 37–48 oC dan minimum 5–20 oC serta pH pertumbuhan 5,5–8,5. B. cereus bersifat kosmopolit, suhu pertumbuhan optimum 30 oC - Toksigenesis
Bacillus cereus memproduksi toksin yang dapat menyebabkan muntah atau diare. Toksin yang menyebabkan muntah disebut cereulide. Toksin yang menyebabkan diare disebabkan oleh konsumsi sel dan / atau spora B. cereus. - Dosis Infeksi
Dosis infeksi Bacillus cereus adalah lebih besar dari 10⁵ CFU/g. Jika jumlah B. cereus dalam pangan lebih besar dari 10⁶ CFU/g, maka perkembangbiakan dan pertumbuhan B. cereus tersebut aktif dan dapat berisiko terhadap kesehatan. - Strain
Bacillus cereus sangat bervariasi dalam pertumbuhan dan karakteristik kelangsungan hidupnya. Isolat B. cereus dikategorikan menjadi strain mesofilik atau psikrotrofik. Strain mesofilik tumbuh dengan baik pada suhu 37°C dan strain psikrotrofik tumbuh baik pada suhu pendinginan. - Keterdapatan
Bacillus cereus ditemukan di alam (tanah, debu, air) dan dalam pangan. Spora mungkin tidak aktif di tanah dan berkembang di dalam organisme tanah, seperti di saluran pencernaan serangga, arthropoda, dan cacing tanah. - Keterkaitan dengan Hama
Bacillus cereus dapat digunakan sebagai agen pengendali hayati hama, seperti Plutella xylostella. B. cereus strains yang diisolasi dari tanah di Sulawesi Utara menunjukkan potensi untuk mengendalikan hama tersebut. - Keterkaitan dengan Makanan
Bacillus cereus dapat tumbuh pada berbagai makanan, seperti nasi, daging, susu, keju, dan sayuran. Jika makanan tersebut tidak disimpan atau diolah dengan benar, maka Bacillus cereus dapat berkembang biak dan berisiko terhadap kesehatan
Teknik Uji Biokimia Bacillus Cereus
Seperti pengujian pada umumnya yang dilakukan untuk menguji suatu sampel, dalam uji biokimia Bacillus Cereus menggunakan sejumlah teknik pengujian untuk mendapatkan hasil uji yang akurat. Dimana dalam beberapa penelitian, uji biokimia Bacillus cereus dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat biokimia pada bakteri yang diuji dan mendeteksi adanya cemaran Bacillus cereus pada produk makanan.
Sejalan dengan hal tersebut sebagai tenaga medis maupun peneliti laboratorium, sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui dan menguasai teknik uji biokimia yang digunakan untuk mengidentifikasi Bacillus Cereus pada sampel yang diuji. Adapun Uji biokimia Bacillus cereus dilakukan dalam beberapa contoh teknik uji biokimia yang diantaranya :
- Uji Pengecatan Gram
Sebagai salah satu jenis bakteri gram positif, teknik uji pengecatan gram digunakan untuk memastikan bahwa bakteri yang diuji benar Gram positif. Dimana seperti yang Anda tahu Bacillus cereus sebagai bakteri Gram positif berarti memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan dan mengikat pewarna Gram positif. - Uji Bacillus cereus Agar (BCA)
Teknik berikutnya menggunakan uji bacillus cereus agar (BCA) yang menggunakan medium khusus yang dibuat dari agar-agar untuk mengkultur bakteri ini. Bakteri yang tumbuh pada medium ini biasanya berwarna putih susu dan memiliki bentuk koloni bundar dengan tepian licin. - Uji Biokimia Lanjutan
Selanjutnya terdapat uji biokimia lanjutan yang mana pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sifat biokimia bakteri lebih lanjut, seperti kemampuan memfermentasi karbohidrat. Dimana bakteri Bacillus cereus memiliki kemampuan dalam memfermentasi glukosa, laktosa, dan sukrosa. - Uji Antagonisme
Terakhir terdapat uji Antagonisme yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri lain. Dimana Bacillus cereus ini juga dapat menghasilkan senyawa antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan mengenai uji biokimia bacillus cereus yang sangat penting untuk membantu dalam mendeteksi adanya bakteri ini dan menganalisis faktor yang mempengaruhi keberadaannya. Melalui uji ini bacillus cereus dapat dikenali melalui karakteristik biokimianya yang unik seperti menghasilkan enzim proteolitik dan hidrolisis pati. Maka dari itu uji biokimia ini juga dapat membantu dalam menentukkan bahan baku dan proses pengawasan yang lebih ketat untuk mengurangi kemungkinan cemaran bakteri ini.