Dapat dikatakan mikroorganisme dan aktivitasnya sangat penting untuk semua proses di Bumi. Dimana Mikroorganisme disekitar Anda penting untuk menyeimbangkan seluruh aspek kehidupan disekitar kita. Semua organisme hidup yang memiliki ukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang seperti bakteri, archaea, virus, jamur, prion, protozoa dan ganggang dikenal sebagai mikroba.
Mikroba ini memainkan peran penting dalam siklus nutrisi, biodegradasi, perubahan iklim, pembusukan makanan, penyakit dan lain sebagainya. Berkaitan dengan potensi kontaminasi mikroba ini, maka diperlukan pengujian untuk mengetahui cemaran mikroorganisme pada sampel yang diuji. Uji Mikrobiologi adalah suatu pengujian yang menggunakan perubahan sifat mikroba terhadap lingkungan sebagai tolak ukurnya.
Uji Mikrobiologi dilakukan pada sebagian besar makanan dan minuman yang diproduksi secara besar-besaran oleh industri karena memiliki potensi menimbulkan mikroba tertentu di dalam prosesnya. Oleh karenanya Uji Mikrobiologi menjadi salah satu studi analisis yang dilakukan untuk menentukkan kesehatan produk pangan.
Secara umum uji mikrobiologi terbagi menjadi dua yaitu uji mikrobiologis pada makanan dan uji mikrobiologi pada minuman. Keduanya digunakan untuk mengetahui keberadaan mikroba pada makanan dan minuman dan memastikan keamanan konsumsinya. Anda dapat mempelajari lebih lanjut mengenai Uji Cemaran Mikroba pada rangkuman artikel terpisah yang bisa diakses disini.
Uji Mikrobiologi juga melibatkan berbagai metode yang hasilnya digunakan untuk menentukkan keberadaan mikroba dan mengidentifikasi jenis mikroba yang terkait dengan makanan dan minuman. Mari pelajari lebih lanjut mengenai uji mikrobiologi pada artikel ini pada penjelasan yang telah dirangkum berikut ini!
Baca Juga : Peran Uji Endotoksin dalam Deteksi Kontaminasi Mikroba
Daftar Isi
Tujuan Uji Mikrobiologi
Seperti yang telah disinggung sebelumnya telah Anda ketahui apa itu uji mikrobiologi yang digunakan untuk identifikasi dan analisis perubahan sifat mikroba yang diuji. Dimana pengujian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan memahami cara-cara penentuan tingkat pencemaran makanan dan minuman secara mikrobiologis. Uji mikrobiologis dilakukan untuk memastikan keamanan pangan dan lingkungan serta mengidentifikasi bakteri yang menjadi penyebab infeksi dan menguji sensitivitasnya
Pada sejumlah bidang industri tentunya uji mikrobiologi memiliki perannya tersendiri dan cenderung sangat penting untuk konsistensi kualitas dan keamanan produk. Khususnya dalam industri farmasi, pengujian ini digunakan untuk deteksi dan pengendalian kontaminasi mikroba, memastikan kualitas produk farmasi, dan mengembangkan obat antibiotic baru.
Baca Juga : Uji Daya Hambat Adalah Metode untuk Menghambat Pertumbuhan Mikroorganisme
Metode Uji Mikrobiologi
Metode uji mikrobiologi dirancang untuk mengidentifikasi potensi masalah, memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas serta menyediakan data standar bagi kepentingan ilmiah serta memberikan hasil pengujian yang akurat dan sesuai dengan pedoman uji mikrobiologi. Secara umum terdapat 3 metode yang bisa digunakan dalam proses uji mikrobiologi yang meliputi:
- Metode Aktif/Volumetris
Metode uji mikrobiologi ini melibatkan penggunaan air sampler yang dilewatkan oleh udara dalam ruangan, kemudian udara tersebut dilewatkan pada cawan yang berisi media mikroba. - Metode Pasif/Cawan
Selanjutnya terdapat metode pasif/cawan yang mana melibatkan penggunaan cawan yang berisi media mikroba dan kemudian udara dalam ruangan dilewatkan pada cawan tersebut. - Metode Swab/Usap
Selanjutnya terdapat metode ini swab/usap yang melibatkan penggunaan swab untuk mengambil sampel dari permukaan yang ingin diuji. Tidak jauh berbeda dengan metode lainnya, sampel yang telah diambil kemudian diinkubasi untuk kemudian dihitung jumlahnya dalam satuan CFU.
Baca Juga : Uji Aktivitas Antibakteri Sama dengan Uji Aktivitas Antimikroba? Simak untuk Detailnya!
Jenis Uji Mikrobiologi
Berbicara mengenai jenis, pada dasarnya uji mikrobiologi dapat dikelompokkan dalam dua jenis uji, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji kualitatif digunakan untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang terdapat pada produk pangan, sedangkan uji kuantitatif digunakan untuk mencari tahu jumlah mikroorganisme tersebut. Pengujian yang dilakukan pun tergantung pada tujuan dan sejumlah kriteria mikrobiologi yang ditetapkan.
Baca Juga : Uji Antibiotik, Alasan Dilakukan dan Manfaat Pengujiannya
Berdasarkan jenisnya uji mikrobiologi yang diperlukan tergantung pada penyebab penyakit menular yang ditimbulkan dari mikroorganisme yang memerlukan evaluasi mikrobiologi terbagi dalam 4 jenis. Adapun jenis uji mikrobiologi yang sering kali dilakukan pada laboratorium diantaranya :
- Uji Mikrobiologi untuk Jamur
Pengujian jenis ini umumnya dilakukan untuk mengidentifikasi jenis jamur yang menyerang manusia, seperti histoplasmosis dan jamur hitam. Jenis uji ini meliputi analisis mikroskopis dan kultur jamur untuk menentukan jenis jamur yang terkait dengan penyakit. - Uji Mikrobiologi untuk Bakteri
Serupa tapi tak sama dengan jenis pengujian sebelumnya, bedanya uji mikrobiologi ini untuk bakteri yang meliputi pengujian cemaran bakteri pada sediaan farmasi, uji sterilisasi produk farmasi, uji koefisien fenol, uji potensi antibiotik, dan uji potensi vitamin. - Uji Mikrobiologi untuk Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan
Selanjutnya uji mikrobiologi di industri pangan dilakukan untuk memenuhi kriteria mikrobiologi yang diterapkan. Jenis uji ini meliputi pengujian karakteristik mikrobiologi, pengujian lingkungan, dan pengujian monitoring CCP. - Uji Mikrobiologi untuk Pengujian Sediaan Farmasi
Terakhir terdapat uji mikrobiologi untuk sediaan farmasi meliputi pengujian angka lempeng total (ALT), angka kapang khamir (AKK), dan uji mikroba pathogen. Jenis uji ini membantu memastikan mutu dan keamanan sediaan farmasi dan menjamin keamanan dan kesehatan produk farmasi.
Baca Juga : Uji Antagonis : Manfaat, Kriteria, Metode, dan Mekanismenya
Kriteria Uji Mikrobiologi
Meninggalkan pembahasan mengenai jenis uji mikrobiologi Anda perlu mengetahui apa saja kriteria uji mikrobiologi uji mikrobiologi yang digunakan untuk memastikan hasil pengujian telah sesuai dengan kriteria mikrobiologi yang ditetapkan. Dimana kriteria uji mikrobiologi merupakan suatu batas kriteria yang menunjukkan keterimaan suatu lot berdasarkan jumlah mikroorganisme atau ketiadaan mikroorganisme tertentu. Adapun komponen kriteria mikrobiologi menurut Codex CAC/GL 21-1997 meliputi :
- Pangan
- Titik dalam rantai pangan tempat kriteria diaplikasikan
- Mikroba
- Batas maksimum mikroba (m dan M)
- Rencana sampling yang menjelaskan jumlah sampel yang akan diambil (n), ukuran unit sampel analisis atau yang diperlukan dan jumlah keberterimaan (c)
- Tindakan yang harus diambil jika tidak memenuhi kriteria
- Metode analisis
Baca Juga : Prinsip Dasar Uji Motilitas dan Manfaat Pentingnya pada Industri
Kelebihan dan Kekurangan Uji Mikrobiologi
Sebagai sebuah pengujian yang memiliki peran penting dalam sejumlah industri uji mikrobiologi tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dimana baik kelebihan dan kekurangan uji mikrobiologi memiliki beberapa maksud penting dalam berbagai bidang termasuk keamanan pangan, industri farmasi dan lingkungan. Selengkapnya mengenai sejumlah kelebihan dan kekurangan uji mikrobiologi dapat Anda simak pada penjelasan berikut :
Kelebihan Uji Mikrobiologi
Berikut merupakan kelebihan dari uji mikrobiologi untuk berbagai bidang industri diantaranya :
- Keamanan Pangan
Dengan melakukan pengujian, laboratorium dapat mendeteksi adanya kontaminasi bakteri patogen sehingga tindakan pencegahan yang tepat dapat diambil - Deteksi Kontaminasi
Membantu dalam mendeteksi adanya mikroorganisme penghasil toksin dalam makanan, yang dapat berbahaya bagi kesehatan - Penelitian dan Pengembangan
Membantu produsen dalam penelitian dan pengembangan obat antibiotic baru. Adanya berbagai senyawa atau zat alami dapat dieksplorasi dan diuji menggunakan metode pengujian mikrobiologi. - Keamanan industri Farmasi
Untuk deteksi dan pengendalian kontaminasi mikroba dalam bahan baku, proses produksi, atau produk jadi. Sehingga memungkinkan produsen farmasi untuk melakukan tindakan mengendalikan kontaminasi - Kecepatan
Pengujian mikrobiologi relatif cepat, memungkinkan hasil yang cepat dan akurat dalam menentukan kualitas produk
Baca Juga : Uji Oksidase : Prinsip Dasar, Manfaat, dan Penerapannya
Kekurangan Uji Mikrobiologi
Sedangkan kekurangan yang dimiliki dalam uji mikrobiologi diantaranya :
- Keterbatasan Hasil
Hasil pengujian hanya menunjukkan hasil tanpa memberikan informasi tentang proses yang terjadi sebelumnya sehingga tidak diketahui kualitas produk secara komprehensif. - Keterbatasan Metode
Metode pengujian yang tersedia memiliki keterbatasan sendiri seperti metode TPC yang hanya mengetahui jumlah mikroba yang dominan. - Keterbatasan Sampling
Sampling yang digunakan dapat memiliki keterbatasan seperti jumlah sampel yang tidak mencukupi atau sampling yang tidak representative. - Keterbatasan Kriteria Mikrobiologi
Terakhir adanya keterbatasan kriteria mikrobiologi seperti tidak mencakup jenis mikroorganisme yang diuji, metode yang digunakan maupun tingkat aplikasi yang tidak tepat.
Baca Juga : 5 Manfaat Uji Urease Bakteri dan Contoh Aplikasinya
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan mengenai Uji mikrobiologi yang digunakan untuk perubahan sifat mikroba terhadap lingkungan sebagai tolak ukurnya. Sejalan dengan hal tersebut pengujian ini digunakan untuk membantu memastikan keamanan pangan dengan mendeteksi adanya kontaminasi bakteri patogen pada produk pangan. Pengujian ini juga penting untuk sejumlah penelitian dan pengembanganobat antibiotic serta sebagai bagian dari quality control untuk mendeteksi cemaran mikrobiologi dan menjaga kesesuaian proses produksi dengan standar yang telah ditentukan.