Pada sebuah perusahaan, lab pengujian bahkan level industri dibutuhkan standar yang ditetapkan. Mengapa demikian? Sebab standar dapat menjadikan sebuah produk tetap pada kualitasnya atau bisa dikatakan stabil, untuk menjaga hal tersebut sebenarnya mudah akan tetapi dalam skala produktivitas yang besar hal tersebut akan sangat sulit dilakukan bila tidak ada standar yang mengatur.
Standar yang dimaksud bermacam-macam, salah satu standar yang paling penting dan utama adalah standar pengukuran. Bisa kita dapatkan dari mana standar pengukuran tersebut? Standar pengukuran pada alat atau instrumen bisa kita dapatkan dengan melakukan kalibrasi, karena dalam proses kalibrasi terdapat proses pengecekan dan pengaturan ulang sebuah alat atau instrumen ukur.
Selain daripada itu kalibrasi juga menawarkan hasil pengukuran yang tertelusur dan dapat dipertanggung jawabkan di kemudian hari, karena proses kalibrasi menggunakan standar yang sudah ditetapkan oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) mengacu pada ISO/IEC 17025.
Lalu apakah kalibrasi itu? Apa saja sih pekerjaan kalibrasi alat ukur? Mari kita simak penjelasan sebagai berikut.
Daftar Isi
Penjelasan Singkat Kalibrasi
Kalibrasi bisa dikatakan suatu proses verifikasi dan pengaturan sebuah alat atau instrumen agar sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah ditentukan sejak awal.
Pekerjaan kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan suatu alat atau instrumen yang mau dikalibrasi(objek kalibrasi) dengan alat ukur lain(kalibrator) yang sudah distandarisasi sesuai standar nasional maupun internasional.
Apa Saja Pekerjaan Kalibrasi?
Dalam pengkalibrasian apa saja yang perlu dikerjakan? Hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan terlebih dahulu alat-alat dan objek yang akan dikalibrasi, persiapan perlu dilakukan sebelum melakukan kalibrasi, hal yang pertama harus disiapkan adalah alat yang ingin dikalibrasi, pelaksana kalibrasi, kondisi lingkungan, dan metode yang digunakan. Untuk alat yang digunakan harus memiliki ketelusuran (traceability) yang bisa dibuktikan adanya sertifikat pada alat tersebut.
Alat yang akan dikalibrasi dan alat standar dikondisikan pada kondisi yang sama sesuai metode kalibrasi, hal ini diperlukan untuk menghindarkan perbedaan hasil ukur akibat pengaruh lingkungan.
Pada pelkerjaan kalibrasi dalam prosenya dibutuhkan ketelitian untuk pelaksanaannya, maka dari itu diperlukan seorang pelaksana kalibrasi yang ahli dibidangnya.
Pada tahapan awal perlu dilakukan pemeriksaan awal pada alat yang kita miliki, apakah alat tersebut dalam kondisi normal atau tidak, pada dasarnya kalibrasi bukan bertujuan membetulkan alat yang rusak akan tetapi mengacu pada kebenaran akurasi nilainya, jika alat yang akan dikalibrasi mengalami kerusakan seharusnya ada petugas khusus dulu yang membetulkan dan setelah itu proses kalibrasi bisa dilakukan.
Langkah selanjutnya adalah penyetelan alat untuk menghindari kesalahan pada titik nol. Pada tahapan ini, yang biasanya dilakukan adalah penyetelan kedataran, pembersihan alat, dan penyetelan titik nol. Jika alat yang dikalibrasi adalah neraca elektronik, penyetelan dapat berupa kalibrasi internal sesuai prosedur yang tertera dalam manual.
Selanjutnya bisa dilakukan pekerjaan kalibrasi, setelah kalibrasi sukses dilakukan pengecekan atau analisa perlu dilakukan apakah ada kelebihan toleransi pada alat, juga berfungsi sebagai pengecekan akhir tahap kalibrasi.
Setelah pencatatan data kalibrasi dilakukan untuk langkah selanjutnya diperlukan perhitungan data yang diperoleh seperti konversi satuan, menghitung nilai maksimum-minimum, nilai rata-rata, standar deviasi, atau menentukan persamaan regresi. Hasil yang muncul kemudian akan menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.
Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah menentukan faktor ketidakpastian , banyak hal yang mempengaruhi faktor ketidakpastian kalibrasi hal itu ditentukan oleh beberapa faktor antara lain bisa dari operator kalibrasi, alat kalibrasi, alat yang akan dikalibrasi, lingkungan, metode kalibrasi.
Besarnya pada faktor-faktor tersebut ada yang major dan ada pula yang minor yang signifikansi tidak terlalu perlu diperhatikan tergantung jenis kalibrasi yang dilakukan. Dengan demikian nilai telusur atau kesalahan sistematik yang diperoleh dari kalibrasi tidak berada di satu titik tertentu,akan tetapi dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian kalibrasi.
Semua proses pekerjaan kalibrasi sudah dilakukan, maka pada tahap final adalah membuat dan menerbitkan laporan kalibrasi. Sebelum dilakukan pembuatan laporan perlu ada konsep yang matang berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan data, hingga penghitungan ketidakpastian. Berikutnya, petugas yang berwenang memeriksa konsep tersebut, terutama pada kesalahan identitas alat, pengambilan data, hasil penghitungan data, dan penghitungan ketidakpastian.
Setelah konsep sudah jadi langkah yang harus diambil selanjutnya pengetikan serta pengecekan serta analisa data yang sudah dibuat apakah benar benar sudah sesuai dengan konsep yang direncanakan atau belum.
Semuanya harus terlaksana dengan teliti dan tertib, demi mendapatkan kebenaran pada alat dan bahan pengukuran. Kesesuaian pengukuran menurut standar akan mempengaruhi kualitas pelaksanaan aktivitas industri. Tentu saja karena hal yang cukup kompleks ini tidak sembarang petugas yang bisa untuk melakukan pekerjaan kalibrasi. Selengkapnya mengenai spesifikasi petugas kalibrasi bisa dicek berikut ini.
Baca Juga : Mengenal Petugas Kalibrasi Beserta Peran dan Tanggung Jawab
Pengendalian Pengujian Setelah Pekerjaan Kalibrasi
Setelah proses kalibrasi dan pekerjaan kalibrasi dilakukan, maka prosedur pengendalian adalah langkah yang diambil ketika ada kesalahan teknis dan hasil yang diharapkan tidak sesuai.
Pihak dari laboratorium menerapkan kebijakan ini dengan tujuan dan maksud tanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah dilakukan, hal ini juga untuk tetap menjaga kepercayaan dari konsumen.
Kebijakan dan prosedur tersebut harus memastikan bahwa:
- Tanggung jawab dan kewenangan untuk pengelolaan pekerjaan yang tidak sesuai ditentukan serta tindakan ditetapkan dan dilaksanakan bila ditemukan pekerjaan yang tidak sesuai. Pengelolaan yang dilakukan termasuk menghentikan pekerjaan dan menahan laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi apabila diperlukan.
- Evaluasi terhadap signifikansi ketidaksesuaian pekerjaan pengujian dan/atau kalibrasi dilakukan.
- Tindakan perbaikan dilakukan sesegera mungkin untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan bersamaan dengan keputusan penerimaan atau dilanjutkannya pekerjaan pengujian dan kalibrasi.
- Apabila ketidaksesuaian yang terjadi berdampak cukup besar terhadap mutu data hasil pengujian dan/atau kalibrasi, maka konsumen diberitahu dan pekerjaan dibatalkan bila diperlukan
- Tanggung jawab dan wewenang ditetapkan untuk menyetujui pengulangan terhadap pekerjaan pengujian dan kalibrasi terkait, apabila memungkinkan.
Tindakan dalam melakukan pengendalian ini dilakukan dengan memenuhi persyaratan konsumen dan menerapkan sistem manajemen kualitas berdasarkan ISO/IEC 17025 sehingga kredibilitas dari laboratorium dapat terjaga.
Kesimpulan
Dalam pelaksanaanya pekerjaan kalibrasi ternyata memiliki proses yang kompleks seperti yang telah kita ketahui dari pembahasan diatas, baik dari segi pekerjaan maupun tanggung jawab yang dijalankan oleh sebuah laboratorium dalam menyediakan jasa kalibrasi, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan kalibrasi sangat sulit jika dilakukan sendiri dengan harapan mendapatkan hasil yang sama dengan tingkatan pekerjaan yang dilakukan oleh laboratorium. Demikianlah ulasan berkaitan dengan pekerjaan kalibrasi, sekian dan terimakasih.