Uji voges proskauer adalah pengujian kimia untuk mengidentifikasi bakteri yang dicetuskan oleh Bernhard Voges dan Victor Proskauer. Oleh karena itu, pengujian ini diambil dari dua nama mikrobiolog yang mencetuskannya. Metode uji ini pertama kali dikenalkan pada 1898.
Di tahun tersebut, kedua mikrobiolog merancang uji voges proskauer untuk analisa dan identifikasi bakteri penghasil senyawa aseton melalui fermentasi glukosa. Apabila melihat relevansinya, uji ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan dunia mikrobiologi dalam lingkup identifikasi bakteri penghasil asetoin.
Ada lebih banyak informasi seputar uji voges proskauer dari tujuan, relevansi, dan fungsinya di berbagai sektor. Semua dirangkum lengkap berikut ini. Yuk, simak!
Daftar Isi
Tujuan Utama Uji Voges Proskauer
Bila mengacu pada pengertian uji voges proskauer sebagai tes kimia untuk identifikasi bakteri, tujuan dasar uji vp adalah mendeteksi produksi asam 2,3-butanediol yang ditemukan dalam bakteri. Konversi glukosa menjadi asam piruvat dalam fermentasi merupakan tugas dari spesies bakteri tertentu yang nantinya konversi tersebut menjadi asam 2,3-butanediol.
Asam 2,3-butanediol dibentuk oleh bakteri yang mengubah asam piruvat menjadi aseton dan asam asetat. Dalam uji VP, asam piruvat akan ditemukan dengan asam asetat yang akan memicu perubahan warna. Jika terjadi perubahan warna, maka ini menjadi indikasi uji VP berhasil untuk mendeteksi keberadaan bakteri.
Dari mekanisme kerja tersebut, tujuan utama uji VP yaitu mengidentifikasi bakteri untuk mengetahui klasifikasi dan karakter mikroorganismenya.
Relevansi Penting Uji Voges Proskauer dalam Penelitian dan Diagnostik
Sejak pertama dikenalkan, uji voges proskauer diterima publik dan diterapkan dalam penelitian dan turunannya. Berikut adalah relevansi penting uji voges proskauer yang perlu Anda ketahui dalam lingkup penelitian dan diagnostik.
Identifikasi Bakteri
Penjelasan sebelumnya memaparkan bahwa uji VP ini bisa mengidentifikasi bakteri penghasil asem 2,3-butanediol. Sehingga jika Anda melakukan uji voges proskauer, Anda bisa menentukan bakteri mana yang menghasilkan asam itu dan bakteri yang tidak termasuk dalam kategori itu. Pemilihan obat yang tepat bisa didasari oleh identifikasi bakteri yang akurat.
Pemahaman Sifat Mikroorganisme
Dengan memahami sifat-sifat biokimia dan identifikasi jenis bakteri, peneliti bisa mendapat pengetahuan mendalam tentang interaksinya dengan lingkungan. Dari hal itulah potensi aplikasi mikroorganisme di bidang industri maupun lainnya bisa analisis.
Riset Ilmiah
Seringkali uji voges proskauer menjadi langkah penting dalam riset ilmiah di lingkup kedokteran, biokimia, dan mikrobiologi. Dalam riset ilmiah, hasil uji VP berguna untuk memvalidasi hipotesis, mengidentifikasi variasi genetik, dan berpotensi untuk menghasilkan temuan baru.
Diagnostik Klinis
Dalam medis, untuk menentukan penyakit yang diderita oleh pasien, dokter harus mendiagnosisnya. Salah satu caranya yaitu dengan uji voges proskauer. Tenaga medis dapat mengidentifikasi bakteri penyebab penyakit.
Fungsi Penggunaan Uji Voges Proskauer dalam Berbagai Sektor
Ada banyak variasi fungsi dari uji voges proskauer sesuai sektornya, antara lain:
- Industri pangan: bakteri digunakan untuk memproduksi makanan olahan yang difermentasi seperti kimchi dan yogurt. Uji voges proskauer akan mengidentifikasi bakteri yang terlibat didalamnya.
- Industri farmasi: identifikasi bakteri dibutuhkan oleh industri farmasi dalam produksi antibiotik maupun senyawa bioaktif lain untuk formulasi yang tepat.
- Penelitian mikrobiologi: dalam penelitian, uji VP digunakan sebagai metode untuk mempelajari kemampuan bakteri dalam menghasilkan asetoin dan meneliti perannya.
- Pendidikan: uji voges proskauer berkontribusi dalam pendidikan untuk mengajarkan prinsip kerjanya dalam mengidentifikasi bakteri dan mempelajari aplikasinya.
Kesimpulan
Salah satu tes kimia yang berkontribusi dalam mengidentifikasi bakteri adalah uji voges proskauer. Pertama kali dicetuskan oleh dua mikrobiolog yang namanya digunakan dalam penamaan uji ini. Selama ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi bakteri, memahami sifat mikroorganisme, melakukan riset, dan dasar diagnosa.