Uji Organoleptik makanan adalah pengujian yang sering dilakukan oleh para pelaku industri makanan dengan indera manusia sebagai alat utamanya. Dengan melakukan uji organoleptik pada makanan, maka para pelaku industri dapat menghindari kerugian lebih besar.
Namun sebelum Anda mulai melakukan uji organoleptik makanan, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu tujuan uji hingga contoh uji organoleptik secara lengkap pada artikel ini.
Daftar Isi
Tujuan Uji Organoleptik Makanan
Melakukan uji organoleptik makanan dilakukan oleh para pelaku industri karena berbagai tujuan mendasar. Salah satunya adalah untuk memastikan bahwa produk makanan tersebut dalam diterima oleh konsumen lewat berbagai indra yang dimiliki manusia.
Misal indra perasa, maka uji organoleptik makanan khusus dilakukan untuk dapat diterima oleh indra perasa. Sehingga produk makanan dapat dengan maksimal menunjukkan kualitasnya dari segi rasa.
Sementara itu tujuan lain dari uji organoleptik makanan ini adalah sebagai pengawasan mutu pada bahan-bahan mentah/ produk/ komoditas. Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut, bisa digunakan sebagai evaluasi terhadap perkembangan produk menjadi lebih baik lagi.
Manfaat Uji Organoleptik Makanan
Uji Organoleptik makanan dilakukan oleh para pelaku industri bidang makanan olahan organik karena memiliki berbagai manfaat yang menguntungkan. Berbagai manfaat yang bisa dirasakan tersebut meliputi jaminan mutu produk serta pengawasan kualitas produk yang terjaga.
Selain itu, dengan melakukan uji organoleptik pada makanan juga membantu para pelaku industri yang bergerak dibidang makanan untuk merancang formulasi terbaik dari produk mereka. Sehingga nantinya produk makanan yang akan dipasarkan dapat diterima oleh para konsumen dengan baik.
Ragam Makanan yang Melalui Uji Organoleptik
Uji Organoleptik pada makanan dapat digunakan untuk melakukan uji pada berbagai jenis makanan. Mulai dari makanan segar organik hingga makanan instan, Berikut adalah penjelasan ragam makanan yang bisa diuji dengan metode organoleptik.
Makanan Segar
Jenis makanan segar seperti sayur-sayuran dan buah yang dipanen langsung dari ladang / kebun tentunya dapat dengan mudah tercemar oleh berbagai hama. Akibatnya beberapa hasil panen mungkin memiliki rasa, tekstur, dan kualitas yang berbeda.
Selain hasil-hasil organik dari tumbuhan, proses uji organoleptik ini juga dapat diterapkan pada produk hewani seperti ikan segar. Ketahui cara pengujian organoleptik pada ikan segar secara lengkap disini : Inilah Manfaat dan Syarat Uji Organoleptik Ikan Segar!
Makanan Olahan
Tak hanya makanan segar saja, makanan olahan juga seringkali memiliki kualitas yang tak sesuai ekspektasi para produsennya. Hal ini biasanya disebabkan karena kesalahan formulasi pada saat pengolahan sedang berlangsung.
Oleh karenanya, makanan olahan perlu melewati proses pengecekan organoleptik pra-produksi dan pasca-produksi untuk menjaga formulasi dan mengevaluasi kesalahan yang sudah terjadi. Misalnya pada produk olahan susu yang rentan terkontaminasi bakteri harus melewati proses uji dengan cermat. Untuk mengetahui prosedur uji organoleptik pada susu, Anda dapat membacanya di sini : Uji Organoleptik Susu: Tujuan, Jenis, dan Contohnya
Makanan Instan
Industri makanan modern saat ini sedang gencar-gencarnya memproduksi makanan serba instan. Keunggulan yang praktis dan mudah dibuat, menjadikan makanan instan sebagai solusi terbaik memenuhi kebutuhan.
Namun seringkali makanan instan dijumpai dengan kualitas yang tidak sesuai dengan hasil akhirnya, hal ini biasanya diakibatkan karena produksi massal sehingga proses pengolahan tidak terpantau dengan baik. Maka dari itulah mengapa uji organoleptik makanan instan ini mengambil peran penting sebagai verifikasi produk sebelum diedarkan di masyarakat secara luas.
Aspek Penilaian
Penilaian hasil pada uji organoleptik pada makanan meliputi berbagai aspek penting. Aspek-aspek yang menjadi parameter pengujian ini, nantinya dapat memberikan kesimpulan hasil yang tepat dan cermat. Berikut adalah berbagai aspek penilaian uji serta penjelasan kriterianya.
Rasa
Kekuatan utama pada produk makanan adalah dari segi rasa. Maka dari itu, rasa menjadi hal pertama yang harus dijaga oleh para produsen. Dengan melakukan uji organoleptik makanan, Anda bisa memastikan rasa yang ada pada produk sesuai dengan formula yang telah dirancang.
Bau
Tak hanya sebatas di lidah saja, makanan juga menunjukkan pesonanya melalui aroma yang memikat hati. Namun untuk mewujudkan hal tersebut, tentunnya pengujian terhadap aroma makanan perlu dilakukan.
Warna
Cinta pertama pada makanan bisa terjadi karena warna yang menarik bagi para konsumen. Oleh karenanya, mematikan warna produk makanan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat secara luas harus dilakukan dengan riset dan pengujian yang cermat.
Tekstur
Bentuk padat / cair pada makanan sangat berpengaruh pada jenis makanan yang diproduksi. Kesesuaian tekstur ini tentunya menjadi kriteria yang harus dipenuhi oleh para produsen guna memberikan hasil produk makanan dengan versi terbaiknya.
Penampakan
Bentuk keseluruhan produk makanan menjadi hal yang wajib diperhatikan oleh para pelaku industri makanan. Penampilan makanan yang menarik inilah, yang nantinya menjadi daya tarik tersendiri pada produk.
Contoh Uji Organoleptik Pada Makanan
Uji Organoleptik pada makanan bisa diterapkan secara fleksibel pada berbagai jenis makanan. Contoh uji organoleptik makanan adalah penerapannya pada proses uji makanan pada produk makanan kue/ cake.
Dimana uji organoleptik pada kue ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil akhir yang sesuai ekspektasi. Sehingga nantinya, hasil yang didapat bisa digunakan untuk mengembangkan formulasi kue terbaik dan mengevaluasi kekurangan para makanan secara berkala.
Kesimpulan
Uji Organoleptik makanan biasa juga disebut dengan proses testing (melakukan pemeriksaan oleh indra manusia) sebagai bentuk penerimaan produk pada masyarakat luas.
Hal ini tentunya menjadi fokus yang amat penting bagi para produsen makanan. Mulai dari makanan segar, semuanya perlu melewati prosedur uji sehingga hasil akhir makanan bisa diterima dengan baik oleh para konsumen.