Kesehatan dan makanan adalah dua hal yang saling berkaitan, dimana tingkat kesehatan seseorang salah satunya ditentukan oleh makanan yang dikonsumsinya. Ada banyak pengujian untuk memastikan keamanan suatu makanan. Uji kolesterol biokimia adalah salah satunya.
Kolesterol merupakan turunan lipid yang selalu berikatan dengan asam lemak. Umumnya, kolesterol ini lebih banyak ditemukan pada lemak hewani. Meski kolesterol penting bagi fungsi tubuh, tetapi jika berlebihan bisa meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, kadar kolesterol dalam makanan harus dipantau dengan uji kolesterol biokimia.
Yuk simak pembahasan mengenai uji kolesterol biokimia, manfaat, serta metode-metode pengujiannya berikut ini!
Daftar Isi
Uji Kolesterol Biokimia
Jenis uji laboratorium yang digunakan untuk mengukur kadar kolesterol yaitu uji kolesterol biokimia. Uji ini merupakan analisa mendalam yang bisa diterapkan untuk mengecek sampel makanan, darah, obat, serum, atau plasma. Uji kolesterol biokimia bisa dimanfaatkan oleh sektor medis, industri makanan, dan juga industri farmasi.
Tujuan utama dari uji ini ialah untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol pada suatu sampel. Industri makanan adalah sektor yang paling banyak menggunakan uji kolesterol biokimia untuk memastikan kadarnya dalam makanan yang disajikan. Tentunya uji ini menawarkan berbagai macam manfaat sesuai bidangnya.
Manfaat Uji Kolesterol Biokimia
Mengingat tingginya resiko penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh kadar kolesterol yang tinggi, maka produsen perlu mengetatkan proses produksi. Uji kolesterol biokimia bisa jadi metode untuk memantau kadar kolesterol dalam makanan.
Selain itu, manfaat lain dari uji kolesterol biokimia dirasakan oleh industri farmasi. Data epidemiologi yang dihasilkan dari analisa kolesterol bisa menjadi arsip untuk kebutuhan mendatang. Kegunaan dari data tersebut yaitu untuk pembuatan serta pengembangan produk baru yang lebih aman untuk konsumen karena kadar kolesterolnya terkontrol.
Metode-metode Uji Kolesterol Biokimia
Untuk mengetahui kadar kolesterol pada suatu sampel yang disiapkan, uji laboratorium bisa ditempuh dengan dua metode. Terdapat dua metode uji kolesterol biokimia yang populer dan masih digunakan hingga saat ini. Kedua metodenya yaitu:
Uji Salkowski
Metode uji salkowski merupakan uji kolesterol biokimia yang menggunakan kloroform anhidrat. Prinsip uji dari metode ini yaitu dengan melarutkan kolesterol dengan kloroform anhidrat. Dalam percobaan tersebut, pencampuran kedua komponen tadi harus ditambah asam sulfat dengan volume yang sama. Bila terdeteksi adanya kolesterol, maka lapisan atas sampel berubah menjadi merah dan asam sulfatnya menjadi kuning. Cek pembahasan lebih lengkap dari uji salkowski di link berikut: Mengenal Uji Salkowski, Uji Kolesterol Secara Kualitatif
Uji Lieberman-Burchad
Pada metode berikutnya yaitu lieberman-burchad, kolesterol akan diidentifikasi dengan penambahan asam sulfat dalam campuran. Setelah itu, eksperimen ini membutuhkan 10 tetes asam asetat. Kolesterol yang terkandung dalam sampel akan teroksidasi kemudian membentuk 3,5 kolestadiena yang diubah menjadi polimer dan menghasilkan warna hijau. Jika ingin mempelajari metode uji leberman-burchad lebih lanjut, klik link berikut untuk pembahasannya: Uji Lieberman Burchard : Definisi, Tujuan, dan Manfaatnya
Kesimpulan
Uji kolesterol biokimia menjadi metode untuk mengawasi kadar kolesterol dalam makanan atau menganalisa kolesterol pada sampel darah maupun plasma. Uji ini termasuk pengujian laboratorium yang bisa dilakukan dengan dua metode berbeda, yaitu uji salkowski dan lieberman burchad. Banyak sekali manfaat dari uji kolesterol biokimia terlebih uji ini bisa diterapkan pada bidang medis dan industri. Pada dua bidang tersebut, uji ini bisa dimanfaatkan untuk memenuhi keperluannya seperti menjaga mutu produk maupun melakukan analisa kolesterol pada tubuh seseorang.