Pentingnya Uji Kebisingan untuk Produktivitas Tempat Kerja

uji kebisingan

Uji kebisingan merupakan hal yang penting dilakukan oleh para pelaku industri untuk meningkatkan produktivitas tempat kerja dan memastikan kinerja produksi menjadi lebih maksimal lagi.

Pada dasarnya proses uji ini adalah proses pengukuran intensitas suara di sekitar lingkungan atau tempat kerja untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan tersebut berbahaya bagi pendengar. Pengukuran kebisingan ini sangat penting untuk melindungi kesehatan pendengar dan meningkatkan produktivitas di tempat kerja. Tingkat kebisingan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan masalah kesehatan lainnya.

Peraturan Pemerintah Tentang Ambang Batas Kebisingan di Tempat Kerja

Peraturan pemerintah Indonesia menetapkan ambang batas kebisingan di tempat kerja sebagai berikut:

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja

Nilai ambang batas kebisingan (NAB) untuk pekerja yang bekerja selama 8 jam per hari atau 40 jam per minggu adalah 85 dB.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja

Peraturan ini mengatur nilai ambang batas kebisingan di tempat kerja dan menetapkan batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan untuk dilepaskan ke lingkungan.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 tentang Lingkungan Kerja

Menetapkan batas paparan kebisingan kerja sebesar 85 dBA untuk waktu paparan rata-rata selama 8 jam per hari. Paparan pada atau di atas level ini dianggap berbahaya.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

Mengatur batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan untuk dilepaskan ke lingkungan dari usaha atau kegiatan.

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi Nomor SE 01/MEN/1978

Menetapkan nilai ambang batas kebisingan sebesar 85 dB untuk pekerja yang bekerja selama 8 jam per hari atau 40 jam per minggu.

Peraturan-eraturan ini menetapkan ambang batas kebisingan di tempat kerja untuk melindungi tenaga kerja dari efek kebisingan yang berbahaya dan mengganggu kesehatan.

Tips Mengontrol Kebisingan

Untuk mengontrol kebisingan di tempat kerja, Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut:

  • Kenali Sumber Suara
  • Gunakan Peralatan Pengurang Kebisingan
  • Buat Jadwal Perawatan.

Jenis Kebisingan

Jenis kebisingan dapat dibedakan berdasarkan standar dan sifatnya. Berikut adalah beberapa jenis kebisingan yang umum ditemukan:

  • Continuous Noise
    Kebisingan yang bersifat konstan dan terus menerus, seperti suara mesin yang beroperasi selama 8 jam sehari.
  • Intermittent Noise
    Kebisingan yang bersifat sementara dan hanya muncul pada waktu tertentu selama bekerja, seperti suara bising saat inspeksi di lapangan.
  • Impact Noise
    Kebisingan keras dan terputus-putus dengan interval yang jelas dan kurang dari 1 detik, seperti hentakan palu oleh pekerja atau suara ledakan.
  • Random Noise
    Kebisingan yang tidak memiliki pola yang teratur dan dapat berupa suara yang tidak terputus-putus.
  • Impulse Noise
    Kebisingan keras dan terputus-putus dengan interval yang jelas dan kurang dari 1 detik, seperti suara mesin konstruksi, tembakan senapan, atau ledakan.
  • Kebisingan Impulsif Berulang
    Kebisingan berulang yang dapat dijumpai pada bagian penempaan besi.

Untuk mengatasi kebisingan di tempat kerja, pengukuran menggunakan alat seperti sound survey meter, sound level meter, octave band analyzer, dan narrow band analyzer sangat penting.

Baca Juga : Pahami Alat Uji Kebisingan Sesuai Kebutuhan Pengguna

Metode Uji Kebisingan

Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan meliputi:

Sound Level Meter (SLM)

Alat ini digunakan untuk mengukur kebisingan dari sumber tunggal, seperti mesin atau alat musik. Sound level meter mengukur tekanan suara dan mengubahnya menjadi desibel. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur kebisingan di dalam maupun di luar ruangan.

Dosimeter

Alat ini digunakan untuk mengukur kebisingan pada pekerja di tempat kerja. Dosimeter dikenakan pada baju pekerja dan merekam jumlah kebisingan yang diterima oleh pekerja selama sehari kerja.

Octave Band Analyzer

Alat ini digunakan untuk mengukur kebisingan dengan membagi suara menjadi beberapa band frekuensi. Metode ini memungkinkan untuk mengidentifikasi sumber kebisingan dan mengambil tindakan preventif yang sesuai.

Pentingnya Pengukuran Kebisingan

Mengukur kebisingan di lingkungan kerja sangat penting karena kebisingan dapat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan pekerja. Berikut beberapa alasan mengapa mengukur kebisingan di lingkungan kerja sangat penting:

Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, yang berakibat pada penyakit akibat kerja. Mengukur kebisingan membantu mencegah penyakit dengan mengidentifikasi sumber kebisingan dan mengurangi intensitas suara.

Kesehatan Pendengaran

Kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pendengaran permanen atau sementara. Mengukur kebisingan membantu mengetahui tingkat kebisingan yang berbahaya dan mengurangi risiko kerusakan pendengaran.

Keselamatan Kerja

Kebisingan dapat mengganggu komunikasi dan kinerja pekerja. Mengukur kebisingan membantu mengetahui tingkat kebisingan yang berbahaya dan mengurangi risiko kecelakaan akibat kebisingan.

Pengendalian Kebisingan

Mengukur kebisingan membantu mengidentifikasi sumber kebisingan dan mengurangi intensitas suara, menjamin lingkungan kerja yang lebih sehat dan aman.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Mengukur kebisingan membantu mengetahui tingkat kebisingan yang berbahaya dan menjamin penggunaan APD yang tepat dan efektif.

Pengawasan Lingkungan Kerja

Mengukur kebisingan membantu mengetahui tingkat kebisingan yang berbahaya dan mengurangi risiko kecelakaan akibat kebisingan, menjamin lingkungan kerja yang lebih sehat dan aman.

Kesimpulan

Uji kebisingan digunakan untuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja sangat penting untuk melindungi kesehatan pendengar dan meningkatkan produktivitas. Kebisingan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran, stres, dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, pengukuran kebisingan harus dilakukan secara teratur dan berkala untuk memastikan tingkat kebisingan tetap dalam batas yang aman.