Produk-produk makanan harus melewati proses pengujian yang ketat, untuk memastikan keamanan dan kualitas produk tersebut. Dalam memastikan tidak adanya kandungan boraks dalam sebuah produk makanan, dapat dilakukan dengan uji boraks pada makanan. Boraks atau yang sering dikenal sebagai sodium tetraborat ini merupakan bahan kimia yang berbahaya yang kadang-kadang ditambahkan ke dalam produk makanan.
Kandungan boraks ini dapat ditemukan berbagai jenis produk makanan, termasuk gula, garam, hingga produk makanan ringan, dan juga beberapa produk kosmetik serta obat-obatan. Penggunaan boraks dalam produk makanan dapat memberikan efek samping yang berbahaya terhadap kesehatan manusia. Oleh sebab itu, uji boraks sangat penting untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi aman dan bebas dari bahan kimia berbahaya seperti boraks. Lalu bagaimana cara melakukan uji boraks? Untuk dapat mengetahui metode uji boraks pada makanan, mari simak pembahasan artikel ini dengan seksama!
Daftar Isi
Metode Uji Boraks pada Makanan
Dalam metode uji boraks terutama pada makanan akan melibatkan berbagai teknik analisis yang mendalam yang digunakan untuk mengetahui keberadaan dan konsentrasi kandungan boraks yang mungkin ada di dalam produk makanan. Berikut ini ada beberapa metode umum yang sering digunakan dengan teknologi baru dalam uji boraks:
Metode Analisis Kualitatif
Metode pertama yaitu metode analisis kualitatif. Pada metode pengujian ini akan mencakup metode pengujian warna, seperti berikut:
- Metode Uji Warna: Metode ini akan menggunakan kertas tumerik yang berfungsi untuk menentukan keberadaan kandungan boraks dalam sebuah produk makanan. Boraks akan berubah warna menjadi warna merah pada kertas tumerik jika terdapat kandungan boraks dalam makanan.
Metode Analisis Kuantitatif
Adapun metode analisis kuantitatif. Dalam metode ini akan mencakup beberapa aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu meliputi:
- Spektrofotometri visible: Metode ini digunakan untuk mengukur absorbansi sinar yang tampak oleh larutan makan yang mengandung boraks. Untuk panjang gelombang optimum yang dapat digunakan biasanya sekitar 550 nm.
- Spektrofotometer UV-Vis: Metode ini digunakan untuk mengukur absorbansi dari sinar UV-Vis oleh larutan makanan yang mengandung kandungan boraks. Panjang gelombang yang digunakan sekitar 550 nm.
- Spektrofotometri dengan Kertas Tumerik: Untuk metode ini digunakan dalam menentukan konsentrasi boraks yang ada pada makan. Kertas tumerik ini akan berubah warnanya menjadi merah jika ditemukannya kandungan boraks pada produk makanan.
Metode Terbaru
Terakhir adalah metode terbaru, yang mana dalam metode ini akan mencakup dua tindakan metode pengujian, yang diantaranya:
- Spektrofotometri dengan Kertas Kurkumin: Pada metode ini kertas kurkumin yang digunakan dapat berfungsi untuk menentukan konsentrasi kandungan borak dalam produk makanan. Kertas kurkumin ini akan berubah warna menjadi merah jika ditemukan kandungan boraks.
- FT-IR Spektrometer: Pengujian ini akan menggunakan spektrometer FT-IR untuk mengukur absorbsi pada sinar IR oleh larutan makanan yang mengandung boraks. Spektrometer ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang terkandung di dalam sebuah makanan.
Kelebihan dan kekurangan Metode Uji Boraks
Setiap metode uji boraks ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Yang mana pada metode analisis kualitatif seperti uji warna dan spektrofotometri dengan kertas tumerik dan kurkumin digunakan untuk mengetahui keberadaan boraks dalam makanan. Lalu untuk metode analisis kuantitatif seperti spektrofotometri visible dan UV-Vis digunakan untuk mengukur konsentrasi boraks dalam makanan. Dan sedangkan metode spektrometer FT-IR digunakan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam makanan. Dibawah ini terdapat penjelasan mengenai kelebihan dan juga kekurangan dari metode uji boraks:
Kelebihan
Untuk kelebihan dari metode analisis kualitatif yaitu dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan kandungan boraks dalam makanan dengan cepat dan mudah. Kemudian untuk metode analisis kuantitatif memiliki kelebihan untuk mengukur konsentrasi boraks dalam makanan dengan akurasi yang lebih tinggi.
Kekurangan
Adapun kekurangan dari setiap uji boraks, dalam metode analisis kualitatif memiliki kekurangan yaitu tingkat akurasinya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode analisis kuantitatif. Sedangkan untuk analisis kuantitatif memiliki kekurangan yang mana pada pengujian ini memerlukan peralatan dan teknis yang lebih kompleks.
Dimana dalam sintesis, metode uji boraks pada produk makanan ini kana melibatkan berbagai teknik analisis yang mendalam untuk mengetahui keberadaan dan konsentrasi boraks. Pada metode analisis kualitatif berfokus untuk mengetahui keberadaan boraks, sedangkan metode analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur konsentrasi dari kandungan boraks. Dan untuk spektrometer FT-IR digunakan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam sebuah produk makanan.
Pentingnya Uji Boraks pada Makanan
Melakukan tindakan uji boraks ini memiliki peran yang sangat penting. Yang mana peran penting tersebut yaitu meliputi:
- Kesehatan: Uji boraks ini penting untuk mendeteksi keberadaan kandungan boraks pada produk makanan untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh manusia aman bagi kesehatan.
- Keamanan: Pengujian boraks dapat memastikan bahwa makanan yang diuji tidak terkontaminasi dengan bahan berbahaya yang dapat memberikan efek samping yang berbahaya jika dikonsumsi oleh konsumen.
- Kualitas Makanan: Melalui uji boraks dapat membantu produsen industri makanan dalam memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak terkontaminasi dengan bahan berbahaya. Dengan demikian, pengujian ini dapat memastikan keseimbangan dan keamanan makanan untuk dikonsumsi.
- Kepercayaan Konsumen: Tindakan uji boraks dapat membantu produsen dalam meningkatkan kepercayaan konsumen. Konsumen akan lebih percaya terhadap produk makanan yang sudah melewati proses pengujian boraks yang ketat.
- Ketahanan Tubuh: Pengujian boraks dapat membantu memastikan bahwa tubuh tidak terkena dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari produk makanan yang terkontaminasi dengan bahan boraks.
Oleh sebab itu, uji boraks ini sangat penting mengingat dalam beberapa kasus jika makanan yang terkontaminasi dengan boraks tidak terdeteksi secara tepat maka dapat memberikan dampak negatif, yang antara lain:
- Keracunan makanan yang dapat berakibat fatal,
- Gangguan kesehatan yang dapat berlangsung lama,
- Kerusakan organ internal yang dapat berbahaya,
- Hingga bahkan kematian yang dapat terjadi jika keracunan makanan tidak segera diatasi.
Regulasi dan Standar Penggunaan Boraks pada Makanan
Untuk regulasi dan standar penggunaan boraks pada makanan ini harus diperhatikan dengan baik. Dibawah ini adalah beberapa regulasi dan standar penggunaan boraks yang perlu Anda ketahui, yaitu:
- Regulasi Penggunaan Boraks
- Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999
- Boraks dilarang digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menyebabkan kanker dan efek negatif lainnya, seperti keracunan dan kematian, jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
- Permenkes No. 33 tahun 2012
- Penggunaan boraks dalam produk pangan di Indonesia dilarang berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan ini. Boraks tidak boleh digunakan sebagai bahan tambahan pangan karena berbahaya bagi kesehatan.
- Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999
- Standar Keamanan Pangan:
- Batasan Kadar Boraks
- Boraks tidak boleh digunakan pada produk makanan karena dapat menyebabkan efek negatif terutama pada kesehatan. Batasan kadar boraks yang diperbolehkan dalam makanan belum ditetapkan secara spesifik dalam peraturan-peraturan yang berlaku.
- Pengujian Kualitatif
- Uji kualitatif diperlukan untuk mengetahui kandungan boraks yang ada dalam bahan pangan, terutama pada makanan yang memiliki tekstur kenyal atau gurih seperti lontong, mie basah, otak-otak, bakso, dan lain-lain. Untuk penjelasan lebih detail mengenai uji kualitatif boraks, silahkan simak artikel berikut: Pahami Uji Kualitatif Boraks Agar Hasil Data Valid!
- Batasan Kadar Boraks
Kasus dan Temuan dalam Uji Boraks pada Makanan
Penggunaan boraks dalam produk makanan sangatlah berbahaya, dalam beberapa kasus telah ditemukan kandungan boraks. Ada beberapa kasus dan temuan dalam uji boraks pada makanan, yaitu seperti berikut:
Di Indonesia
Di Indonesia sendiri boraks sering digunakan sebagai bahan pada makanan, seperti pada bakso, tahu, sosis, mie basah, kulit lumpia, dan produk makanan lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir 33,4% dari total parameter TMS yang ada di Indonesia mengandung boraks. Hal ini tentunya berbahaya yang dapat menyebabkan efek samping seperti diare, pusing, mual, gangguan pencernaan, bahkan hingga koma sekalipun.
Di Negara Lain
Kandungan boraks juga ditemukan pada beberapa produk makanan di negara lain, misalnya seperti pada kerupuk puli yang mengandung kandungan boraks mulai dari 0,5% yang dapat membahayakan kesehatan para konsumen.
Kesimpulan
Tindakan uji boraks perlu dilakukan, mengingat bahwa boraks sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Adanya kandungan boraks di dalam makanan dapat menimbulkan berbagai macam efek samping yang berbahaya, seperti gangguan otak, hati, ginjal, serta beberapa gejala keracunan lainnya yang dapat ditimbulkan oleh boraks. Tidak hanya itu saja, penggunaan boraks pada makanan juga dapat menyebabkan efek samping lainnya termasuk diare, pusing, mual, kejang, pencernaan terganggu, anuria, hingga koma. Maka dari itulah, uji boraks penting untuk dilakukan pada makanan untuk memastikan keamanan dan kualitas dari produk makanan yang dijual belikan kepada konsumen.