Uji Antagonis : Manfaat, Kriteria, Metode, dan Mekanismenya

uji antagonis

Uji Antagonis adalah metode yang sering dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui apakah sebuah masing-masing mikroba pada satu ekosistem bisa menguntungkan satu sama lain.

Keberadaan mikroba yang menghambat pertumbuhan mikroba lain pada satu ekosistem yang sama inilah yang mengakibatkan sebuah zat tidak dapat memberikan hasil terbaik bagi sebuah produksi / penelitian/ dampak pada lingkungan sekitar.

Dengan melakukan uji antagonis, nantinya anda dapat mengatasi masalah tersebut dengan lebih cepat dan efisien. Namun sebelum Anda mulai melaksanakan uji antagonis dengan prosedur yang tepat, Anda perlu mengetahui berbagai informasi pada artikel ini meliputi manfaat uji antagonis hingga metode yang digunakan.

Manfaat Uji Antagonis

Melakukan uji antagonis pada sebuah lingkungan dapat diterapkan dengan baik dan memberikan manfaat yang luar biasa bagi berbagai aspek. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat dirasakan saat Anda melakukan uji antagonis ini pada lingkungan Anda.

Pengendalian penyakit Hayati

Penyakit hayati yang mengancam tanaman di ladang dapat menyebabkan kerugian serius bagi banyak pihak, baik petani langsung maupun para konsumen yang mengkonsumsinya. Dengan begitu, penanggulangan lebih awal dengan uji antagonis dapat menjadi solusi terbaik. Sehingga penyebaran mikroorganisme antagonis yang menghambat pertumbuhan patogen dapat dikontrol.

Konservasi lingkungan

Sebuah ekosistem yang sehat, tentunya perlu mendapat perhatian khusus dengan cara melakukan uji antagonis. Metode uji ini merupakan langkah pemulihan yang tepat bagi sebuah lingkungan, dimana mikroorganisme yang merugikan dapat terdeteksi dan dikontrol perkembangannya.

Penggunaan bersama-sama dengan cara pengendalian yang sudah ada

Melakukan uji antagonis pada sebuah lingkungan secara bersama-sama dapat digunakan sebagai langkah pengendalian yang sudah pernah dilakukan, seperti pada penggunaan fungisida sintetik untuk meningkatkan pengendalian penyakit pada sebuah ekosistem.

Kriteria Mikroorganisme yang Tepat untuk Uji Antagonis

Uji Antagonis dapat dilakukan pada berbagai jenis mikroorganisme sesuai dengan berbagai syarat yang telah ditentukan sebagai dasar pengujian para ahli. Berbagai kriteria tersebut adlah sebagai berikut.

  • Kemampuan menghambat pertumbuhan patogen
  • Mekanisme antagonis seperti antibiosis/ kompetisi/ microparasitic
  • Ketersediaan dan distribusi mikroorganisme luas
  • Dapat berkembang pada lingkungan biotik
  • Kemampuan mengendalikan patogen
  • Kemampuan mengendalikan penyakit berbeda

Berbagai kriteria mikroorganisme yang terdapat di atas merupakan dasar uji antagonis pada sebuah mikroorganisme. Beberapa jenis mikroorganisme yang mencakup kriteria meliputi Trichoderma Spp. Bacillus Spp. Beauveria Bassiana, dan Enterobacter Spp.

Metode Uji Antagonis

Sebelum melakukan uji antagonis, Anda perlu menentukan metode pengujian pada yang akan digunakan selama proses uji berlangsung. Berikut adalah berbagai metode uji antagonis yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan.

  • Metode Dual Culture
  • Metode Oposisi Langsung
  • Metode Inokulasi
  • Metode Rekayasa Ekologi
  • Metode pemanfaatan media yang sesuai
  • Metode penggunaan enzim siderofor

Mekanisme Antagonisme dalam Uji Antagonis

Berbagai mekanisme antagonisme yang terjadi antara mikroorganisme patogen dan mikroorganisme lain dapat terjadi melalui beberapa proses, yaitu : 

  • Antibiosis
  • Kompetisi
  • Micro Parasitisme

Ketiga proses reaksi antar mikroorganisme tersebut tentunya hanya dapat Anda ketahui dengan melakukan uji antagonis pada sebuah sampel yang telah dipilih.

Contoh Uji Antagonis

Uji Antagonis sering digunakan pada berbagai kondisi pengujian, seperti misalnya pada uji antagonisme jamur filoplan terhadap jamur fusarium Sp. Selain itu pelaksanaan uji ini juga dilakukan untuk mengetahui aktivitas antagonisme Trichoderma harzianum dan colletotrichum capsici pada satu ekosistem yang sama.

Kesimpulan

Uji antagonis adalah sebuah langkah pengendalian antagonisme sebuah mikroba yang bereaksi pada mikroba lain pada satu ekosistem yang sama. Dengan berbagai metode uji yang dilakukan, tentunya Anda bisa merasakan berbagai manfaat dari pengujian ini. Seperti pengendalian penyakit tanaman hingga konservasi lingkungan.