Pengujian Sensorik Makanan: Maksimalkan Produk untuk Memuaskan Konsumen

pengujian sensorik makanan

Uji sensorik makanan merupakan pengujian yang menggunakan kelima indra seperti indra  perasa, penciuman, penglihatan, pendengaran, dan juga peraba untuk menilai kualitas sebuah produk pangan. Uji sensorik makanan memiliki fungsi seperti dapat membantu dalam mengembangkan sebuah produk. Untuk informasi lebih lanjut mengenai apa pentingnya melakukan uji sensorik makanan, mari simak penjelasan berikut ini!  

Apakah Perlu Melakukan Pengujian Sensorik Makanan? 

Dalam melakukan uji sensorik makanan selain dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan sebuah produk, juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang menjadikan uji sensorik makanan ini diperlukan. Berikut alasannya: 

  • Memastikan ekspektasi konsumen terpenuhi atau terlampaui
  • Menilai wawasan konsumen untuk membuat keputusan yang berdampak tentang produk saat ini dan pengembangan produk 
  • Dapat digunakan untuk memecahkan masalah 
  • Bisa memberikan keunggulan kompetitif dengan membandingkannya dengan merek lain 

Metode Pengujian Sensorik Makanan 

Dalam melakukan uji sensorik makanan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan dan perlu dilakukan dengan teliti. Untuk melakukan proses pengujian sensorik makanan terdapat metode yang bisa digunakan dan diterapkan. Berikut contoh beberapa metode dalam melakukan uji sensorik makanan:  

Uji Sensorik Deskriptif Sederhana 

Uji sensorik deskrtiptif sederhana ini merupakan pengujian yang dilakukan sesuai DIN 10964 dan bertujuan untuk mendeskripsikan kriteria sensoris. Diantaranya adalah kenampakan, bau, rasa dan tekstur. Dalam deskripsi ini dapat dipilih secara bebas oleh penguji atau dipilih dari daftar. 

Uji Sensorik Komparatif 

Uji sensorik komparatif ini dalam  melakukan pengujian urutan peringkat, sampel yang berbeda dibandingkan satu sama lain. Kemudian sampel-sampel ini diberi peringkat berdasarkan variabel seperti rasa, bau atau tekstur. Dalam melakukan uji sensorik komparatif ini dalam evaluasi biasanya dilakukan dengan menggunakan uji Friedman yang menunjukkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antar  masing-masing sampel. 

Uji Sensorik Segitiga 

Uji sensorik segitiga merupakan metode ilmiah dimana tiga produk disajikan kepada panel uji. Uji sensorik ini dilakukan untuk mengoptimalkan produk dengan memeriksa bahan tambahan untuk menambah nilai sensorik pada produk secara keseluruhan.  

Jenis Pengujian Sensorik Makanan 

Uji sensorik makanan terdapat beberapa jenis yang digunakan dalam melakukan proses pengujiannya. Berikut beberapa jenisnya: 

Skema DLG 

Skema DLG didasarkan pada temuan ilmiah terkini mengenai jaminan kualitas di berbagai sektor pangan. Analisis sensorik jenis ini dilakukan sesuai dengan skema pengujian khusus produk yang dikembangkan anggota dari bidang sains dan praktik operasional. Dalam pengujian jenis ini, atribut atau cacat dialokasikan ke setiap fitur pengujian. 

Sensorik Hedonik 

Sensorik hedonik yang melakukan pengujian dalam analisa sensori organoleptik yang digunakan untuk mengetahui besarnya perbedaan kualitas diantara beberapa produk sejenis dengan memberikan penilaian atau skor terhadap sifat tertentu dari produk. Dengan begitu tingkat kesukaan dari suatu produk dapat diketahui.  

Kesimpulan 

Uji sensorik makanan selain dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan sebuah produk. Uji sensorik makanan ini pengujian yang menggunakan kelima indra seperti indra  perasa, penciuman, penglihatan, pendengaran, dan juga peraba untuk menilai kualitas sebuah produk pangan. 

Pengujian ini jika dilakukan memiliki banyak manfaat seperti dapat memberikan keunggulan kompetitif dengan membandingkannya pada merek lain, ataupun dapat memastikan ekspektasi konsumen terpenuhi dan bahkan terlampaui. Dalam melakukan prosesnya, uji sensorik makanan memiliki beberapa metode yang dapat diterapkan dan digunakan seperti yang telah dijelaskan dalam artikel ini.