Hewan menjadi opsi pengujian yang paling sering dipilih. Masih banyak produsen yang melakukan uji coba produk kepada hewan uji. Pasalnya, hewan uji adalah objek yang disarankan di beberapa metode tertentu sebagai pengganti manusia. Namun, tidak semua hewan dapat digunakan untuk percobaan produk.
Hanya ada beberapa hewan tertentu yang termasuk ke dalam kategori hewan uji. Hewan-hewan yang tergolong pada kelompok hewan uji memiliki struktur sel dan jaringan yang hampir sama dengan manusia. Sehingga reaksi produk dan respon hewan mendekati dengan respon pada manusia.
Lantas, apa alasannya penggunaan hewan uji sebagai objek pengujian dan contoh hewan yang bisa digunakan untuk menguji? Yuk, cari tahu informasi lengkapnya!
Daftar Isi
Mengapa Melakukan Pengujian dengan Hewan Uji?
Sebelum ada replika yang menyerupai tubuh manusia, hewan uji jadi pilihan utama untuk melakukan penelitian biomedis dalam mempelajari proses biologis dan patologi. Selain itu, penggunaan hewan uji juga memungkinkan produsen untuk mengevaluasi efektivitas obat dan menguji keamanannya.
Pengujian pada hewan uji dilakukan sebelum pengujian pada manusia. Tujuan pengujian ini yaitu untuk melihat seberapa baik obat atau perawatan medis pada hewan yang memiliki jaringan yang hampir serupa dengan manusia.
Berbicara soal kesamaan struktur sel dan jaringan antara hewan uji dan manusia, maka tidak semua hewan termasuk ke dalam kategori hewan uji. Hanya ada sejumlah hewan uji yang memenuhi kriteria.
Baca Juga : Penanganan Hewan Uji, Ketahui Pertimbangan Pengujian yang Tepat
Contoh Hewan Uji yang Digunakan dalam Pengujian
Untuk mendapatkan hasil evaluasi keamanan dan efektivitas obat pada hewan uji yang reliable, hewan harus memiliki struktur sel dan jaringan yang mendekati milik manusia. Hal tersebut akan mengurangi kesalahan informasi mengenai respon yang diberikan oleh hewan. Berikut adalah sejumlah hewan uji dengan kondisi yang mirip dengan manusia dan alasan lainnya.
Tikus Kecil
Tikus kecil adalah hewan yang sering kita ketahui sebagai hewan percobaan. Hewan ini memiliki ukuran yang kecil dan siklus hidupnya cepat. Genom tikus sudah dipahami dengan baik dan termasuk hewan yang mudah ditangani. Hewan uji ini kerap dijadikan objek dalam penelitian genetika, penyakit metabolik, kanker, pengujian obat, dan neurobiologi.
Tikus Besar
Masih dengan jenis hewan yang sama, namun tikus berukuran besar membantu penelitian untuk melakukan manipulasi bedah dan fisiologis. Tikus besar dipilih menjadi hewan uji apabila penelitian bertujuan untuk meneliti penyakit neurodegeneratif, kardiovaskular, toksikologi, dan studi perilaku.
Kelinci
Kelinci adalah hewan yang memiliki sistem kekebalan yang hampir sama dengan manusia. Oleh karena itu, kelinci banyak digunakan dalam pengujian keamanan obat, penelitian oftalmologi, produksi antibodi, dan penelitian biomedis. Dengan sistem kekebalan yang serupa, kelinci bisa memberikan reaksi yang sesuai dengan reaksi manusia.
Guinea Pig
Nah, jika hendak melakukan penelitian imunologi, penyakit pernapasan, nutrisi, dan audiologi, hewan uji yang ideal digunakan adalah guinea pig. Hal itu dikarenakan guinea pig peka terhadap infeksi dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang relevan dengan manusia.
Anjing
Anjing merupakan hewan dengan organ yang mirip manusia dan kondisi fisiologi kardiovaskular yang seragam. Aspek-aspek tersebut menjadi alasan mengapa anjing juga termasuk hewan uji. Percobaan pada anjing yang umum dilakukan adalah penelitian kardiovaskular, endokrinologi, farmakologi, dan pengujian perangkat medis.
Kucing
Dalam penelitian neurologi, oftamologi, dan perilaku membutuhkan hewan yang memiliki sistem neurologi yang serupa dengan manusia. Kucing adalah salah satu hewan yang menjadi model untuk penelitian penyakit neurologis dan oftalmologis.
Babi
Kulit dan sistem pencernaan babi hampir sama dengan manusia. Anatomi dan fisiologi babi lainnya juga mendekati. Maka, tidak heran bila babi digunakan sebagai objek penelitian terutama dermatologi, bedah, kardiologi, dan transplantasi organ.
Kera/Monyet
Monyet disebut-sebut nenek moyang manusia karena memiliki fisiologi yang hampir sama dengan manusia. Tetapi, genetika dan fisiologi monyet memang sangat mirip dengan manusia. Hal itulah yang menjadikan monyet digunakan sebagai eksperimen untuk penelitian neurologi, penyakit menular, imunologi, dan pengembangan vaksin.
Ikan Zebra
Ikan zebra masuk ke dalam kelompok hewan uji karena perkembangannya yang cepat dan transparan terutama saat tahap awal kehidupan. Sistem model genetik yang dimiliki ikan zebra juga mendukung penelitian. Untuk itu, ikan zebra kerap dijadikan dalam penelitian genetik, toksikologi, perkembangan embrionik, dan biologi regeneratif.
Kesimpulan
Sebelum obat atau perawatan medis dicobakan pada manusia, produk perlu dicobakan terlebih dahulu pada hewan. Hewan uji yang memiliki kesamaan dengan manusia baik pada fisiologis, imun, dan sebagainya merupakan hewan yang biasa menjadi objek eksperimen. Pengujian dengan hewan uji dilakukan untuk meneliti proses biologis dan patologi pada produk farmasi. Beberapa contoh hewan uji yaitu tikus, kelinci, guinea pig, anjing, kucing, babi, monyet, dan ikan zebra.