5 Jenis Alat Uji Protein yang Harus Kamu Ketahui

alat uji protein

Laboratorium uji umumnya menyediakan berbagai peralatan untuk menunjang jenis uji sesuai layanannya. Dalam uji protein dibutuhkan alat uji protein yang memadai dalam mengidentifikasi keberadaan protein yang ada dalam sampel.

Alat uji protein yang baik harus sesuai dengan standar dan mampu menganalisa secara akurat dan presisi. Yuk, ketahui macam-macam alat uji protein dan alasan penting mengapa harus menggunakan jenis alat uji protein yang tepat.

Apa itu Uji Protein?

Proses uji protein sudah menjadi kegiatan sehari-hari dalam laboratorium terlebih yang berada dalam industri pangan. Uji protein adalah metode yang mampu mendeteksi, mengukur, hingga menganalisis ada atau tidaknya kandungan protein dalam sampel yang diuji.

Metode uji protein dapat dimanfaatkan oleh beberapa bidang seperti penelitian biomedis, diagnostik klinis, industri makanan dan minuman, hingga kontrol kualitas dalam produksi farmasi. Pengaplikasian metode akan menentukan tujuan uji protein yang hendak dicapai sesuai konteksnya.

Mengapa Harus Menggunakan Alat Uji Protein yang Tepat?

Akurasi adalah alasan utama mengapa alat uji protein perlu digunakan dalam penelitian. Karena alat uji protein dapat memberikan hasil uji yang lebih akurat daripada dengan pengujian manual atau secara visual tanpa alat bantu.

Alat uji protein dapat melakukan pengujian ulang pada pengujian yang berbeda dengan hasil yang konsisten. Hal ini diperlukan untuk memvalidasi penelitian ilmiah maupun pengujian kualitas produk. Penggunaan alat uji protein dipertimbangkan karena mampu melakukan analisis dengan cepat dan efisien.

Macam Macam Alat Uji Protein

Perkembangan teknologi memengaruhi kemajuan alat-alat pengujian, tak terkecuali alat uji protein yang saat ini banyak macamnya. Berikut adalah beberapa macam alat uji protein yang dapat Anda gunakan, yaitu:

Spektrofotometer UV-Vis

Alat ini merupakan alat yang mampu mengukur absorbansi cahaya oleh protein dengan panjang gelombang tertentu yang berkisar pada 280 nm. Gelombang tersebut berkaitan dengan kandungan protein dalam sampel yang diuji. Biasanya alat ini digunakan untuk mengukur intensitas warna dari reaksi kimia terhadap protein. 

Bradford Assay

Bradford assay merupakan sebuah metode kolometri yang akan menganalisis reaksi pewarna coomassie brilliant blue G-250 dengan protein. Perubahan warna yang dihasilkan nantinya akan diukur dengan spektrofotometer untuk menentukan kadarnya.

Bicinchoninic Acid (BCA) Assay

Alat ini lebih dikenal dengan BCA assay yang melibatkan pengurangan ion Cu² yang menjadi Cu¹. Keberadaan protein dideteksi dari indikator tersebut yang juga menghasilkan reaksi antara protein dengan asam bikinonin. Dari reaksi tersebut akan menghasilkan kompleks warna ungu sebagai indikator keberadaan protein.

Lowry Assay

Metode kolometri berikutnya dibantu dengan alat lowry assay. Reaksi antara protein dengan reagen folin-ciocalteu akan menghasilkan warna biru. Kemudian intensitas warna diukur dengan spektrofotometer untuk analisis kuantitatif.

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

ELISA merupakan alat uji protein yang mampu menganalisa dan mengukur kandungan protein spesifik. Cara deteksinya yaitu menggunakan antibodi yang terikat pada enzim. Lalu, reaksi akan menghasilkan sinyal warna yang mengindikasikan kondisi tertentu.

Kesimpulan

Untuk mempercepat proses analisis dan meningkatkan efisiensi, Anda bisa gunakan alat uji protein untuk mendeteksi kandungan protein yang ada dalam sampel. Penggunaan alat uji protein juga memberikan hasil yang lebih akurat dibanding dengan cara manual. Ada beberapa macam alat uji protein yang bisa digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan pengujian maupun konteksnya.