Uji Antibakteri Metode Difusi Cakram Adalah Metode yang Paling Sering Digunakan

uji antibakteri metode difusi cakram

Uji antibakteri metode difusi cakram merupakan metode yang paling sering digunakan. Cara kerja dari metode ini adalah dengan menentukan aktivitas antibakteri dari suatu zat. Selain itu, pengujian dengan metode ini cukup cepat dan juga mudah.

Untuk informasi mengenai apa itu uji antibakteri metode difusi cakram dan apa prinsipnya, mari simak penjelasan berikut ini! 

Prinsip Uji Antibakteri Metode Difusi Cakram 

Uji antibakteri metode difusi cakram ini dalam melakukan prosesnya melibatkan penempatan kertas cakram yang telah diberi perlakuan dengan senyawa antibakteri dengan konsentrasi yang berbeda pada media yang telah diinokulasi dengan organisme bakteri. Kertas cakram ini sendiri memiliki fungsi sebagai bahan yang dapat menyerap ekstrak yang digunakan dan juga ditempatkan pada media pertumbuhan bakteri. 

Untuk diameter zona hambat yang terbentuk pada sekitar kertas cakram ini memiliki fungsi untuk menentukan aktivitas antibakteri. Apabila semakin besar diameter zona hambat, maka akan semakin rendah nilai pada konsentrasi hambat minimum senyawa pada antibakteri tersebut.  

Kelebihan Metode Difusi Cakram 

Pengujian dengan menggunakan metode difusi cakram ini juga memiliki beberapa kelebihan. Berikut apa saja kelebihannya: 

  1. Cepat: Pengujian antibakteri dengan metode difusi cakram ini relatif cepat dan dilakukan dengan waktu yang singkat. Sehingga pengujian tidak memakan waktu yang lama.
  2. Mudah: Dalam proses pengujiannya, metode ini tidak memerlukan peralatan yang khusus, sehingga cukup murah dan juga mudah untuk digunakan.
  3. Efektif: Metode difusi cakram mini dapat memberikan hasil yang sama dengan penggunaan kertas cakram. Hal ini menjadikan metode ini digunakan sebagai alternatif pengganti kertas cakram.

Cara Kerja Metode Difusi Cakram 

Dalam proses uji antibakteri metode difusi cakram ini penting untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pengujian ini dengan baik dan benar. Berikut penjelasan lebih lengkapnya: 

  1. Persiapan media 
    • Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menyiapkan media pertumbuhan bakteri. Diantaranya adalah seperti medium natrium agar (NA), diambil sebanyak 15 ml dan dicampurkan dengan 0,2 ml suspensi bakteri. Campuran ini kemudian dituang secara aseptik ke dalam cawan petri yang steril dan dibiarkan mengeras. 
  2. Persiapkan kertas cakram 
    • Setelah itu kemudian bisa persiapkan kertas cakram yang telah direndam dengan ekstrak sampel yang diletakkan di atas permukaan medium secara antiseptic dengan menggunakan pinset. 
  3. Inkubasi 
    • Lalu cawan petri yang sebelumnya telah diberi kertas cakram, kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. 
  4. Pengamatan 
    • Setelah proses inkubasi, selanjutnya lakukan pengamatan pada area yang jernih dan terbentuk pada sekitar kertas cakram. Pada diameter zona hambat (zona bening/jernih) diukur menggunakan mistar sebagai ukuran kuantitatif untuk zona hambat. Diameter zona hambat yang telah terbentuk kemudian bisa digunakan untuk menentukan aktivitas pada bakteri. Apabila semakin besar diameter zona hambat, maka akan semakin rendah nilai konsentrasi hambat minimum senyawa pada antibakteri. 

Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Ekstrak Antibakteri 

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas metode difusi cakram dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Berikut penjelasan mengenai apa saja faktor-faktornya: 

  1. Konsentrasi Ekstrak
    Apabila semakin tinggi konsentrasi ekstrak antibakteri yang digunakan, maka akan semakin besar diameter zona hambat yang akan terbentuk. Dengan begitu bisa diketahui bahwa konsentrasi ekstrak dapat mempengaruhi efektivitas metode difusi cakram. 
  2. Jenis media
    Selain itu, jenis media yang digunakan juga dapat mempengaruhi hasil uji antibakteri. Seperti contoh medium natrium agar (NA) digunakan dalam beberapa penelitian, hal ini karena dapat memberikan hasil yang tepat dan juga akurat. 
  3. Waktu inkubasi
    Waktu inkubasi yang digunakan juga dapat mempengaruhi hasil uji antibakteri. Hal ini disebabkan oleh semakin lama waktu inkubasi, maka akan semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk. Apabila waktu inkubasi terlalu lama dapat menyebabkan hasil yang tidak tepat dan akurat. 
  4. Kualitas kertas cakram
    Kualitas pada kertas cakram juga dapat mempengaruhi efektivitas metode difusi cakram. Ini karena apabila kertas cakram dalam keadaan yang baik, maka akan dapat dengan mudah menyerap ekstrak antibakteri dengan efektif dan juga dapat memberikan hasil yang lebih akurat. 
  5. Jenis bakteri
    Bakteri yang lebih resisten terhadap antibakteri juga dapat mempengaruhi hasil uji antibakteri. 

Kesimpulan 

Uji antibakteri metode difusi cakram merupakan metode yang efektif dan mudah untuk digunakan dalam menentukan aktivitas antibakteri suatu zat. Pengujian ini juga bisa dilakukan dengan cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan proses pengujiannya. Selain itu, di dalam artikel ini juga telah dijelaskan mengenai seperti apa prinsip dan juga bagaimana cara kerja dari pengujian ini dengan lengkap.