Uji Biokimia Staphylococcus Aureus : Tujuan, Manfaat, Karakteristik, dan Teknik Uji

uji biokimia staphylococcus aureus

Uji biokimia pada bakteri gram positif dilakukan pada jenis bakteri Staphylococcus Aureus yang memiliki sifat invasive dan umum ditemukan pada kulit, mulut, dan lain sebagainya. Uji biokimia Staphylococcus aureus perlu dilakukan untuk menguatkan dugaan bahwa bakteri yang diisolasi adalah Staphylococcus aureus. 

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora, dan tidak motil bakteri ini umumnya ditemukan tumbuh berpasangan maupun berkelompok. Pada dasarnya uji biokimia pada bakteri ini meliputi pengujian sifat-sifat biokimia yang khas pada Staphylococcus aureus, seperti kemampuan memfermentasi glukosa dan manitol, serta kemampuan menghasilkan hemolisis pada media darah. 

Hasil uji biokimia ini membantu membedakan Staphylococcus aureus dari bakteri lain dan memastikan identitas spesiesnya. Jika Anda sedang mencari informasi seputar Uji biokimia Staphylococcus aureus Anda telah berada pada artikel yang tepat. Pelajari lebih lanjut mengenai Uji biokimia Staphylococcus aureus dalam rangkuman yang telah dijelaskan berikut ini!

Tujuan Uji Biokimia Staphylococcus Aureus

Seperti yang telah disebutkan  sebelumnya tujuan melakukan uji biokimia pada Staphylococcus aureus adalah untuk menguatkan dugaan bahwa bakteri yang diisolasi adalah Staphylococcus aureus. Untuk mengujinya dibutuhkan serangkaian tes yang dilakukan untuk memastikan identitas bakteri, seperti tes fermentasi glukosa, tes manitol, dan tes lainnya yang membantu membedakan Staphylococcus aureus dengan bakteri lainnya

Manfaat Uji Biokimia Staphylococcus Aureus

Selain memiliki tujuan yang penting bagi bidang medis tentunya uji biokimia Staphylococcus aureus memiliki manfaat yang luas. Dimana pengujian ini dapat digunakan dalam identifikasi, karakterisasi, pengawasan infeksi, penelitian, dan pengembangan obat-obatan, serta pengawasan kontaminasi. Adapun beberapa manfaat yang penting dalam identifikasi dan karakterisasi bakteri ini diantaranya :

  1. Identifikasi Spesies
    Uji biokimia ini digunakan untuk membedakan spesies Staphylococcus aureus yang patogen dan non-patogen. Hal ini sangat penting dalam diagnosis dan pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
  2. Karakterisasi Bakteri
    Manfaat selanjutnya adalah untuk membantu dalam menentukan sifat biokimia bakteri, seperti kemampuan fermentasi glukosa dan manitol, serta kemampuan menghasilkan enzim seperti katalase dan D-Nase. Dimana informasi tersebut berguna dalam memahami perilaku bakteri dan cara kerjanya dalam tubuh manusia.
  3. Pengawasan Infeksi
    Uji biokimia juga dapat digunakan sebagai alat pengawasan infeksi Staphylococcus aureus, terutama dalam situasi klinis. Dengan pengujian ini akan membantu dalam deteksi dini dan pengobatan infeksi sebelum menjadi lebih parah.
  4. Penelitian dan Pengembangan
    Kemudian Uji biokimia Staphylococcus aureus juga bermanfaat untuk membantu dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan yang efektif melawan infeksi bakteri ini. Hasil pengujian dapat digunakan sebagai informasi sifat biokimia bakteri untuk sintesis obat-obatan yang spesifik dan efektif.
  5. Pengawasan Kontaminasi
    Uji biokimia dapat digunakan untuk mengawasi kontaminasi Staphylococcus aureus pada benda-benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pakaian dan peralatan medis untuk membantu pencegah penyebaran infeksi bakteri.

Karakteristik Bakteri Staphylococcus Aureus

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang umum ditemukan pada kulit manusia, selaput lendir mulut, hidung, saluran pernapasan, saluran pencernaan, serta dalam air, tanah, susu, makanan, dan udara. Berkaitan dengan hal tersebut untuk dapat mengidentifikasi keberadaan Staphylococcus aureus penguji harus mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh bakteri ini. Berikut adalah beberapa karakteristik penting Staphylococcus aureus yang perlu Anda ketahui diantaranya :

  1. Bentuk dan Ukuran : Staphylococcus aureus berbentuk bulat dengan diameter 0,7–1,2 mikrometer dan terlihat seperti untaian buah anggur ketika dilihat melalui mikroskop.
  2. Pertumbuhan : Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada keadaan aerob sampai anaerob fakultatif pada suhu 35°C–40°C, dengan pH optimal 7,0–7,5.
  3. Karakteristik Koloni : Staphylococcus aureus tumbuh dalam koloni yang tidak teratur, terkadang berbentuk kokus tunggal, berpasangan, tetrad, atau rantai dan tidak menghasilkan spora dan tidak motil.
  4. Faktor Virulensi : Staphylococcus aureus memiliki kemampuan untuk menimbulkan penyakit. Dimana bakteri ini memiliki enzim Katalase yang berperan dalam daya tahan bakteri terhadap proses fagositosis.
  5. Infeksi : Bakteri Staphylococcus aureus dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk bisul, impetigo, selulitis, staphylcoccal scalded skin syndrome (SSSS), dan bakteremia. 
  6. Karakteristik Media Agar : Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada media agar darah domba dan media agar darah manusia. 

Teknik Uji Biokimia Staphylococcus Aureus

Selain karakteristik bakteri yang perlu diketahui, penting bagi tenaga medis untuk mengetahui teknik uji biokimia Staphylococcus aureus agar pengujian yang dilakukan mendapatkan data yang akurat dan dapat dipercaya. Dengan menggunakan beberapa uji biokimia ini, Staphylococcus aureus dapat diidentifikasi dan dibedakan dengan jenis bakteri lain. Dalam pengujian ini terdapat beberapa teknik yang digunakan berikut adalah beberapa uji biokimia yang umum digunakan diantarnya : 

  1. Uji Katalase
    Teknik pengujian ini untuk membedakan antara genus Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp. Staphylococcus aureus memberikan hasil uji katalase positif, karena enzim katalase berperan dalam kelangsungan hidup mikroba.
  2. Uji Koagulase
    Pada teknik uji ini digunakan untuk mengetahui adanya enzim koagulase yang dihasilkan oleh Staphylococcus sp. Koagulase adalah protein yang menyerupai enzim yang dapat menggumpalkan plasma oksalat.
  3. 3. Uji Staphaurex
    Teknik uji satu ini digunakan dengan melibatkan reagen Staphaurex yang mengandung latex yang dilapisi dengan fibrinogen manusia serta Fc Imunoglobulin G (Ig G).
  4. Uji TSI Agar
    Mungkin pengujian ini tidak asing di laboratorium dimana teknik ini digunakan untuk membedakan Staphylococcus aureus dengan jenis bakteri lain. Uji ini meliputi tiga bagian: bagian simpatik, bagian fermentasi, dan bagian reduksi.
  5. Uji DNase
    Pada teknik uji ini meliputi pengujian adanya enzim DNase yang dihasilkan oleh bakteri. Staphylococcus aureus memberikan hasil uji DNase positif sehingga melalui teknik ini memungkinkan membedakan bakteri Staphylococcus aureus dengan jenis lainnya.
  6. Uji Hemolisis
    Teknik ini meliputi pengujian adanya hemolisis yang dihasilkan oleh bakteri. Staphylococcus aureus memberikan hasil uji hemolisis positif. Sama seperti pengujian lainnya uji hemolysis memungkinkan membedakan jenis bakteri ini dengan yang lainnya.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan mengenai Uji biokimia Staphylococcus aureus sangat penting karena memungkinkan identifikasi dan karakterisasi bakteri secara lebih spesifik dan akurat. Pengujian ini bertujuan untuk menguatkan dugaan bahwa bakteri yang diisolasi adalah Staphylococcus aureus dengan mengidentifikasi spesies dan menyesuaikan karakteristik morfologinya. 

Oleh karenanya uji biokimia Staphylococcus aureus sangat penting untuk mengidentifikasi dan karakterisasi bakteri secara lebih spesifik dan akurat, serta untuk menentukan strategi pengobatan yang tepat dan mengurangi risiko resistensi antibiotik.