Analisis dan Manfaat Pengujian Kandungan Vitamin pada Makanan

pengujian kandungan vitamin pada makanan

Untuk memenuhi kebutuhan harian tubuh, disarankan untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Hal itu dikarenakan tubuh membutuhkan makanan bergizi yang seimbang. Salah satu kriteria makanan yang bergizi yaitu mengandung berbagai vitamin yang baik untuk tubuh.

Industri makanan perlu melakukan uji kandungan vitamin pada produknya untuk memastikan takaran gizi. Analisis pengujian kandungan vitamin pada makanan dilakukan dengan metode tertentu yang akan mengukur kadar kandungannya. Simak artikel ini hingga akhir untuk tahu seputar pengujian kandungan vitamin.

Analisis Pengujian Kandungan Vitamin Pada Makanan

Makanan dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya makanan kering dan basah. Penanganan analisis pengujian kandungan vitamin pada makanan perlu mempertimbangkan jenis dan kandungan makanan. Analisis yang umum dilakukan untuk menguji kandungan vitamin yaitu melalui dua metode yakni analisis vitamin larut air dan larut lemak. Berikut adalah penjelasannya.

Analisis Vitamin Larut Air

Vitamin merupakan senyawa yang mudah tercampur dengan kandungan lain pada makanan. Salah satunya adalah air. Terdapat beberapa jenis vitamin yang larut pada air yakni vitamin C dan B kompleks. Laboratorium pengujian biasanya menguji kandungan vitamin larut air dengan dua cara, yaitu:

High-Performance Liquid Chromatography (HPLC)

HPLC adalah cara analisa kandungan vitamin larut air yang umum dilakukan. Cara ini memanfaatkan teknik kromatografi dimana vitamin akan dipisahkan berdasarkan interaksinya dengan fase stasioner dan fase gerak. Cara ini efektif untuk mengukur konsentrasi vitamin larut air.

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

Cara kedua yang sering dilakukan oleh laboratorium adalah dengan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay atau yang lebih dikenal dengan cara ELISA. Pada teknik ini, konsentrasi vitamin dihitung dengan bantuan antibodi. Untuk vitamin tertentu, antibodi yang digunakan adalah yang spesifik.

Analisis Vitamin Larut Lemak

Selain vitamin yang larut pada air, ada jenis vitamin yang larut pada lemak. Pengujian kandungan vitamin pada makanan larut lemak umumnya dilakukan pada produk susu, daging, maupun produk lain yang tinggi lemak. Beberapa diantaranya adalah vitamin A, D, E, dan K. Cara pengujiannya yaitu:

HPLC dengan Detektor UV atau Fluoresensi

Masih dengan teknik yang sama seperti sebelumnya yakni teknik HPLC, namun kali ini menggunakan bantuan detektor UV atau fluoresensi. Teknik HPLC bisa digunakan untuk analisa vitamin larut lemak bila dibantu oleh penggunaan pelarut non-polar. Contoh pelarutnya yang bisa mengekstraksi vitamin larut lemak yaitu heksana.

Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS)

Berikutnya adalah cara GC-MS yang memanfaatkan teknik kromatograsi juga. Kromatografi bisa memisahkan antara vitamin dengan spektrometri massa. Kemudian, setelah dipisahkan akan dideteksi dan identifikasi kandungan vitaminnya.

Manfaat Melakukan Pengujian Kandungan Vitamin Pada Makanan

Pengujian kandungan vitamin pada makanan terus dilakukan oleh industri maupun pelaku usaha karena memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaatnya yaitu untuk menjaga kesehatan masyarakat. Peran pengujian kandungan vitamin sangat penting untuk memberikan informasi kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan gizi yang berdampak pada baik buruknya kesehatan konsumen.

Kesimpulan

Dalam industri makanan, prioritas utama mereka adalah menyajikan makanan yang memiliki gizi seimbang. Industri atau pelaku usaha dapat mencantumkan kandungan vitaminnya melalui pengujian kandungan vitamin pada makanan. Dengan cara dan teknik tertentu, kandungan vitamin yang larut air dan larut lemak dapat dihitung secara akurat. Sehingga konsentrasi kandungannya dapat diketahui.