Peran Uji TSS, Langkah Mendeteksi Residu dalam Larutan

uji tss

Air limbah merupakan salah satu air yang tidak bersih dan mungkin mengandung senyawa-senyawa dan berbagai macam zat yang berbahaya.  Air limbah yang dibuang secara asal dan tidak melalui pengolahan secara tepat dapat membahayakan kehidupan manusia, hewan dan lingkungan sekitar.  Pada air limbah umumnya mengandung sejumlah zat organic yang bersifat degradable. Dimana zat organic dalam air limbah menjadi sumber energi dan nutrisi bagi mikroorganisme yang berkembang dalam air tersebut. 

Keberadaan air limbah dari berbagai kegiatan rumah tangga dan industri dapat mengandung fosfat dan TSS yang tinggi. Dimana Fosfat yang berasal dari Sodium Trypoliposphate (STPP) dengan kadar tinggi dapat menimbulkan masalah lingkungan hidup yaitu pencemaran air yang disebabkan munculnya nutrisi berlebih dalam ekosistem air dan tentu saja menjadikan mikroorganisme di dalamnya menjadi semakin tidak terkendali. . 

Untuk mencegah air limbah yang dapat menimbulkan kerusakan, uji TSS perlu dilakukan. TSS sendiri adalah Zat padat yang berada tersuspensi dalam air dengan ukuran partikel maksimal 2µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Lalu bagaimana dengan Uji TSS? untuk mengetahui lebih lanjut mengenai uji TSS simak penjelasan selengkapnya dalam rangkuman berikut ini!

Apa Itu Uji TSS

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya air limbah yang berasal dari air cucian, ceceran dari sisa produksi, air pendingin dan biler, pencucian alat transportasi bahan baku dan lain sebagainya mengandung zat kimia berbahaya dan beracun. Oleh karena salah satu parameter penting yang perlu diuji dalam air limbah adalah padatan tersuspensi total (Total Suspended Solids, TSS). Total suspended Solids adalah ukuran partikel padat yang tersuspensi dalam air dan tidak dapat larut dan umumnya terdiri dari lumpur, bahan organik dan mineral.  

Uji TSS merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah padatan terlarut dalam suatu air bersih maupun air limbah untuk mengukur konsentrasi partikel dalam sampel air atau limbah yang membantu menilai kualitas air dan efektivitas proses pengolahan. Padatan yang dimaksud dapat melewati saringan dan memiliki pori sebesar 2µm atau lebih kecil. 

Tujuan Uji TSS

Dari penjelasan sebelumnya dapat Anda ketahui definisi Uji TSS yang bertujuan untuk mengetahui jumlah residu pada sampel air yang tertahan oleh saringan. Pengujian ini digunakan untuk menentukan kualitas air dan memastikan bahwa air yang digunakan adalah air yang bersih dan aman untuk dikonsumsi.  Selain hal tersebut tujuan lain dari uji TSS meliputi :

  1. Menilai Kualitas Air
    Untuk memantau pencemaran air, yang dapat berdampak pada kesehatan ekosistem dan manusia. 
  2. Memantau Efektivitas Pengolahan Air
    Pengujian ini digunakan untuk menilai efisiensi sistem pengolahan air limbah atau air minum dalam menghilangkan partikel tersuspensi. 
  3. Regulasi dan Kepatuhan
    Terakhir pengujian ini untuk memastikan bahwa air limbah yang dibuang memenuhi standar kualitas yang diatur oleh badan pengawas lingkungan.

Prinsip Uji TSS

Berkaitan dengan pengujian TSS yang digunakan untuk membantu menilai kualitas air, dalam proses pengujiannya pun harus melalui memperhatikan prinsipnya. Dimana uji TSS ini melibatkan penyaringan sampel air untuk menangkap partikel padat, pengeringan partikel, dan mengukur ukuran beratnya. Oleh karenanya proses ini memberikan konsentrasi TSS dalam satuan milligram per liter (mg/L). 

Dalam prinsipnya uji air limbah yang homogen dapat disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan tersebut kemudian dikeringkan sampai berat konsisten pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC. Kenaikan berat saringan tersebut akan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Untuk memperoleh estimasimasi TSS maka dapat dihitung perbedaan antara padatan terlarut total dan padatan total dengan rumus 

TSS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V

Dengan arti :

A = berat kertas saring + residu kering (mg)

B = berat kertas saring (mg)

V = volume contoh (mL)

Metode ini mencerminkan total jumlah padatan dalam air yang bisa berdampak pada kekeruhan, kemampuan transmisi cahaya, dan beban polusi air. Hal tersebut sesuai sebagaimana Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, dimana baku mutu TSS sebesar 100 mg/L, dan untuk TDS yaitu 2000 mg/L. 

Mekanisme Uji TSS

Dari penjelasan sebelumnya dapat Anda ketahui padatan tersuspensi total dapat diuji dengan menggunakan metode. Adapun mekanisme pengujian TSS dapat menggunakan metode gravimetric dan secara langsung atau in situ. Kedua mekanisme uji TSS ini dapat digunakan untuk sampel air dan air limbah baik domestic maupun industri. 

Mekanisme atau cara pengujian padatan tersuspensi total (Total Suspended Solidsm, TSS) dengan menggunakan metode gravimetric menggunakan oven sebagai alat pembantu ujinya sedangkan secara langsung atau in situ menggunakan meter TSS portable. Untuk lebih lengkap dan jelasnya dapat Anda simak lebih lanjut dalam penjelasan berikut ini :

Metode Gravimetri

Pengujian dengan menggunakan metode gravimetric mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 6989 Bagian 2 tahun 2019. Dimana metode ini digunakan untuk menentukkan residu tersuspensi total yang terdapat dalam uji air dan air limbah.  Pada pengujiannya dilakukan dengan menggunakan cara sampel dihomogenkan dan disaring dengan media penyaring yaitu microglass-fiber filter dengan ukuran porositas 0,7 µm sampai dengan 1,5 µ. Kemudian residu yang tertahan dikeringkan dengan menggunakan oven pada kisaran suhu 103ºC sampai dengan 105ºC.

Metode In Situ  dengan TSS Portable

Sedangkan pada metode In Situ padatan tersuspensi total menggunakan  meter TSS portable yang menjadi metode paling tepat untuk pengambilan sampel yang akan diuji berada jauh dari laboratorium uji.  Penggunaan TSS portable dilakukan dengan cara memasukkan probe atau elektroda TSS ke dalam badan air atau sampel air yang diuji, kemudian hasil pengukuran akan terbaca pada display meter TSS portable.  Alat uji satu ini cukup akurat karena sebelumnya telah dilakukan kalibrasi untuk meningkatkan keakuratan. 

Contoh Uji TSS

Contoh Uji TSS dapat ditemukan pada sejumlah pengujian untuk air minum.  Dimana Uji TSS pada Air Minum telah dilakukan dengan menggunakan sensor konduktivitas dan hasilnya menunjukkan bahwa nilai TSS sebesar 1000 mg/L

Kesimpulan

Demikian penjelasan yang dapat disampaikan mengenai  Uji TSS dimana pengujian ini merupakan  metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah padatan terlarut dalam suatu air bersih maupun air limbah untuk mengukur konsentrasi partikel dalam sampel.  Tujuan dari pengujian ini diantaranya untuk menilai kualitas air, memantau efektifitas pengolahan air, serta mematuhi regulasi dan kepatuhan standarisasi pengolahan air. Semoga penjelasan diatas dapat membantu menambah wawasan dan informasi Anda.