Uji Organoleptik: Tahapan Agar Produk Diterima Indera Manusia

uji organoleptik

Uji organoleptik dibutuhkan oleh industri makanan, parfum, sabun, dan lainnya untuk memastikan tidak ada penurunan kualitas di tengah waktu produksi. Penurunan kualitas pada produk harus dicegah oleh industri agar tidak menurunkan penjualan. 

Penjualan dapat menurun apabila penurunan kualitas produk berdampak pada perubahan warna, tekstur, dan juga aroma. Nah, perubahan tersebut mudah sekali diidentifikasi oleh sensor atau indera manusia. Maka dari itu uji organoleptik penting untuk menjamin tidak ada perubahan pada aspek-aspek tersebut. Akan tetapi, sudahkah Anda tahu tentang apa itu uji organoleptik? Mari bahas tuntas mengenai uji organoleptik.

Apa itu Uji Organoleptik?

Uji organoleptik adalah pengujian sensori dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama. Indera manusia digunakan untuk menangkap perubahan rasa, warna, aroma, bentuk, dan tekstur dari produk. Evaluasi ini berperan untuk mengidentifikasi atribut sensori.

Melalui atribut sensori, penurunan kualitas pada produk dapat dideteksi secara dini. Selain kualitas, uji organoleptik adalah pilihan ideal untuk mengidentifikasi adanya indikasi kerusakan, kebusukan, atau perbedaan kualitas. Panelis hanya memanfaatkan alat inderanya untuk mengidentifikasi penyimpangan mutu. Lalu apa perbedaan uji organoleptik dan uji hedonik? Silahkan simak pada artikel berikut ini: Inilah Perbedaan Uji Organoleptik dan Uji Hedonik yang Wajib Kamu Ketahui!

Baca Juga : 6 Prinsip Uji Organoleptik yang Harus Kamu Perhatikan!

Tujuan dan Manfaat Uji Organoleptik

Ketika memformulasikan sesuatu, produsen dituntut peka dengan kecenderungan selera konsumen untuk memenuhi permintaannya. Uji organoleptik ini identik dengan selera individu. Dengan menciptakan produk yang sesuai dengan selera target konsumen, produk Anda lebih mudah untuk dipasarkan. 

Namun, setiap industri memiliki tujuan tersendiri yang hendak dicapai dengan dilakukannya uji organoleptik. Sementara itu, manfaat uji organoleptik yang ditawarkan yaitu mengembangkan produk dan memperluas pasar, mengawasi mutu, memperbaiki produk, dan mengevaluasi penggunaan bahan maupun formulasi.

Baca Juga : Prosedur Uji Organoleptik yang Harus Diperhatikan

Jenis Pengujian Organoleptik

Meski hanya memanfaatkan alat indera dan bergantung pada kepekaannya, pengujian ini bisa masih terbukti efektif. Pengujian sensori atau uji organoleptik bisa dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah cara analisis berdasarkan jenis pengujian organoleptik.

  • Tes Pembedaan (Discriminative Test)
  • Tes Afektif (Affective Test)
  • Tes Deskripsi (Descriptive Test)

Untuk mengulas lebih lengkap mengenai macam-macam uji organoleptik, silahkan klik link berikut: Macam-macam Uji Organoleptik, Definisi, dan Contohnya!

Syarat Uji Organoleptis

Seperti yang sudah dijelaskan, uji organoleptis dilakukan dengan indera manusia, karena hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa menyamai kepekaannya. Tetapi, perlu digaris bawahi bahwa tidak semua orang memiliki kriteria yang ideal untuk melakukan uji organoleptik.

Terdapat beberapa syarat uji organoleptik yang perlu dipenuhi untuk melakukan pengujian. Berikut adalah daftar syaratnya.

  • Objek uji merupakan benda perangsang
  • Panelis yang bertugas untuk merespon rangsangan
  • Pernyataan jujur, spontan tanpa penalaran ataupun interupsi dari orang lain

Baca Juga : Simak Uji Organoleptik dan 4 Metode Uji Organoleptik

Keterbatasan Uji Organoleptik

Panelis atau penguji dalam uji organoleptik memegang peran penting dalam menentukan keberhasilan pengujian. Dikarenakan uji organoleptik hanya bergantung pada kemampuan panelis dan inderanya, uji ini memiliki keterbatasan. Uji organoleptik menurut para ahli sangat bergantung pada kondisi panelis yang sulit ditentukan.

Kesimpulan

Uji organoleptik cukup efektif untuk mengidentifikasi penurunan mutu, kerusakan, maupun indikasi kebusukan pada produk makanan atau yang lainnya. Jenis uji organoleptik dapat dideskripsikan sebagai evaluasi kualitas produk terhadap atribut sensorik seperti aroma, rasa, tekstur, dan bentuk. Pengujian ini dilakukan agar tidak ada produk rusak yang akan memengaruhi kepuasan konsumen. Namun, uji organoleptik memiliki keterbatasan karena bergantung pada kemampuan panelis.