Virus dapat bermutasi dan menyebabkan jenis virus baru yang memerlukan vaksin yang berbeda. Dalam pengembangan vaksin, obat-obatan, dan perawatan medis lainnya, efektivitas vaksin dapat dinilai dari uji efikasi. Peran uji efikasi di pengembangan biokimia atau farmasi sangatlah besar.
Melalui uji efikasi, peneliti memperoleh data dan informasi terkait seberapa baik kinerja vaksin, obat-obatan, terapi, maupun perangkat medis. Bila dari evaluasi menunjukkan produk sudah berada pada tingkat efektivitas yang diharapkan, maka tujuan pengobatan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Melihat besarnya peran uji efikasi, tahukah Anda mengenai uji efikasi, tujuan, dan tahapannya? Jika belum tahu, mari simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Daftar Isi
Uji Efikasi Adalah?
Uji efikasi dikenal sebagai langkah penelitian untuk evaluasi kualitas suatu produk. Rangkaian uji efikasi ini banyak digunakan dalam pengembangan obat, vaksin, dan perangkat medis. Pengembang vaksin dan obat bisa menilai sejauh apa kinerja produk atau intervensi yang dapat diberikan dalam kondisi yang ditentukan.
Meski uji efikasi tidak selalu digunakan dalam bidang medis dan kimia saja, namun kedua bidang tersebut lebih banyak menggunakan metode pengujian ini untuk mencapai tujuan. Maka secara singkat, uji efikasi adalah langkah evaluasi kinerja produk atau intervensi.
Tujuan Uji Efikasi Dilakukan
Melanjutkan pembahasan sebelumnya, dalam uji efikasi terdapat suatu hasil akhir berupa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan uji efikasi juga menjadi dasar selama proses pengujian berlangsung. Anda bisa lihat beberapa tujuan uji efikasi dilakukan di bawah ini.
Mengevaluasi Kinerja Produk
Mengevaluasi adalah tujuan utama dan paling penting dalam uji efikasi. Tujuan ini berporos pada penilaian kinerja produk. Apakah produk sudah memberikan hasil yang diinginkan dan mampu memecahkan permasalahan. Jika dalam konteks obat, maka yang dievaluasi adalah kinerja obat dalam mengobati, mencegah, dan mengurangi infeksi tertentu.
Membandingkan dengan Kontrol
Adanya pengembangan produk adalah untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Tujuan uji efikasi adalah untuk membandingkan produk baru dengan kontrol atau obat yang sudah dikembangkan sebelumnya. Dengan membandingkan produk, pengembang bisa mengetahui lebih dalam apakah produk sudah sesuai yang diharapkan dan memiliki efek yang lebih baik.
Memastikan Keamanan dan Efektivitas
Saat melakukan uji efikasi, Anda tidak hanya menerima informasi terkait kinerja obat, tetapi juga informasi perihal keamanannya. Keamanan menjadi prioritas pertama bila membicarakan produk obat atau medis lainnya. Dengan pengujian Anda bisa tahu apakah produk memiliki resiko yang membahayakan individu.
Proses Melakukan Uji Efikasi
Personel pengujian yang melakukan uji efikasi adalah seseorang yang memiliki keterampilan di bidang relevan dan telah mendapat sertifikasi. Dengan adanya sertifikasi, keterampilan personel telah tervalidasi dan memahami proses uji efikasi. Simak prosesnya secara umum berikut ini.
Desain Penelitian yang Teliti
Perlu Anda ketahui bahwasannya uji efikasi dapat dirancang sesuai kebutuhan pengujian produk. Tetapi, desain penelitian akan menentukan keandalan hasil. Bagi Anda yang hendak mengumpulkan data uji yang handal, Anda bisa menggunakan desain penelitian acak terkontrol.
Pengukuran Outcome yang Relevan
Salah satu proses uji efikasi adalah pengukuran outcome yang relevan, yang mana keandalan produk dinilai dari outcome yang dihasilkan. Misalkan saja terjadi penurunan gejala penyakit, penurunan mortalitas, atau bisa juga peningkatan kualitas hidup. Outcome yang terukur dengan jelas bisa menjadi cara untuk mengevaluasi efikasi produk.
Populasi Sampel yang Tepat
Proses yang harus dilalui dalam uji efikasi yaitu menentukan populasi sampel yang tepat. Sampel yang tepat adalah yang mewakili kondisi populasi. Contoh sampel yang tepat yaitu yang memiliki kondisi medis relevan dengan efek obat atau pasien yang ditargetkan.
Kesimpulan
Uji efikasi adalah salah satu teknik untuk mengevaluasi kinerja dari obat-obatan, vaksin, dan perawatan medis lainnya. Umumnya, uji efikasi dilakukan untuk menguji pengembangan obat yang baru saja diluncurkan, sehingga efektivitasnya dalam mencapai tujuan dapat terukur. Dalam uji efikasi ini, untuk mendapat hasil yang akurat, sampel yang diambil harus mewakili populasi atau dengan menerapkan kriteria tertentu.