Uji Barfoed Digunakan untuk Membedakan Jenis Gula Pereduksi

uji barfoed

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia. Kebanyakan zat karbohidrat yang dikonsumsi oleh manusia adalah tepung atau amilum (pati) yang umumnya terkandung pada tanaman gandum, jagung, beras, kentang, dan padi-padian lainnya. Senyawa organik sangat mudah ditemukan pada sejumlah makanan pokok, oleh karenanya karbohidrat menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serta (fiber).

Klasifikasi karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida dan polisakarida yang dikelompokkan berdasarkan jumlah unit penyusunnya. Kandungan karbohidrat yang tersusun dari gula memiliki kemampuan dalam membentuk gula pereduksi yang berupa gula monosakarida pereduksi maupun disakarida pereduksi. Untuk membedakan antara kedua gula tersebut maka diperlukan pengujian yang bernama uji Barfoed. 

Uji Barfoed merupakan suatu metode analisis kimia yang digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Metode pengujian ini ditemukan oleh seorang kimiawan Denmark bernama Christen Thomsen Barfoed.  Tujuan dari uji Barfoed ini adalah untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan.  Anda dapat mengetahui lebih lengkap mengenai tujuan uji barfoed dalam artikel terpisah yang telah dijelaskan disini: Tujuan Uji Barfoed untuk Memisahkan Gula Pereduksi

Cara Kerja Uji Barfoed

Telah disinggung sebelumnya mengenai apa itu uji Barfoed pada karbohidrat yang perlu Anda ketahui. Membahas tentang pengujian ini tentunya Anda juga perlu mengetahui sistematika cara kerja uji Barfoed yang lebih tepat untuk optimalisasi hasil pengujian. Untuk mengetahui adanya gula monosakarida pereduksi dalam bahan pangan pangan Anda simak cara kerja uji barfoed yang telah dijelaskan berikut ini!

Persiapan Reagen

Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan uji Barfoed adalah persiapan reagen. Anda harus membuat larutan Barfoed terlebih dahulu dengan menggunakan sejumlah bahan yang telah diatur sesuai standar uji Barfoed. Buat larutan Barfoed yang terdiri dari 0,33 mol/L tembaga asetat netral dalam 1% larutan asam asetat. Reagen ini harus dibuat ketika akan digunakan karena tidak dapat disimpan lama.

Pengujian

Selanjutnya melakukan pengujian yang dimulai dengan memasukkan 2 ml reagen Barfoed ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2 ml larutan sampel yang diuji. Kedua larutan campuran tersebut selanjutnya dipanaskan dalam air mendidih selama 3 menit lalu didinginkan dengan air mengalir. Amatilah endapan merah yang terbentuk dari dasar tabung reaksi. 

Interpretasi Hasil

Setelah mendapatkan hasil pengujian melalui pengamatan endapan merah pada tabung reaksi selanjutnya Anda perlu menginterpretasi hasilnya. Sampel uji berwarna merah menandakan hasil yang positif mengandung monosakarida pereduksi seperti maltose, glukosa, dan fruktosa. Sedangkan sampel yang tidak menghasilkan endapan berwarna  tidak mengandung monosakarida pereduksi.

Pada prinsip pengujiannya, reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gula reduksi (monosakarida) dalam suasana asam. Dimana hasil pengujian ini dapat dilihat dengan perubahan warna endapan yang terbentuk, yaitu warna merah bata yang menunjukkan adanya gula monosakarida pereduksi. Mengenai Prinsip Uji Barfoed dapat Anda pelajari dalam artikel terpisah disini: Prinsip Uji Barfoed Adalah Mencari Gula Pereduksi Monosakarida

Reaksi Uji Barfoed

Uji Barfoed karbohidrat merupakan salah satu metode pengujian karbohidrat dengan mengandalkan reaksi reduksi dari larutan Barfoed dan larutan sampel untuk melihat dan membedakan monosakarida pereduksi dengan disakarida. Berdasarkan adanya gugus karbonil bebas yang akan mereduksi Cu2+ dalam suasana asam sehingga terbentuk Cu2O atau endapan berwarna merah bata. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat sejumlah reaksi  yang terjadi pada uji Barfoed yang diantaranya :

  1. Pereaksi Barfoed, reaksi ini timbul dari kupri asetat yang dilarutkan dalam akuades dan ditambahkan dengan asam laktat. Reaksi pereaksi ini akan direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi monosakarida daripada disakarida dalam suasana asam.
  2. Reaksi Reduksi, yang terjadi akibat gugus aldehid pada monosakarida pereduksi akan teroksidasi menjadi karboksil, sementara DNS sebagai indikator akan tereduksi dan membentuk asam 1 amino 5 salisilat.
  3. Endapan merah, terbentuknya endapan ini menunjukkan adanya monosakarida pereduksi dalam sampel. Dimana dalam pengujian ini reaksi yang terjadi antara reduksi dan gula pereduksi akan bereaksi menghasilkan endapan merah yang menempel pada dasar tabung untuk membedakan monosakarida pereduksi dengan disakarida.

Kegunaan Uji Barfoed

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya kandungan karbohidrat memiliki peran penting bagi tubuh manusia untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan tubuh protein yang berlebih serta membantu memberikan energi untuk aktivitas sehari sehari. Meskipun begitu tidak semua kandungan karbohidrat baik, dimana terdapat glukosa yang apabila dikonsumsi secara berlebih dapat meningkatkan resiko terkena diabetes.

Melalui Uji Barfoed yang berguna untuk mengetahui adanya gula monosakarida pereduksi pada bahan pangan jelasnya lebih spesifik daripada uji benedict yang hanya mengetahui adanya gula pereduksi saja. Uji Barfoed ini dapat mengidentifikasi jenis karbohidrat dengan cara memanaskan larutan karbohidrat dan larutan Barfoed. Hasil dari pengujian tersebut dapat membedakan jenis karbohidrat antara monosakarida pereduksi dan disakarida.

Keuntungan dan Keterbatasan Uji Barfoed

Uji Barfoed adalah metode yang dianggap paling praktis karena mudah dilakukan, sederhana dan tidak menggunakan peralatan yang berbiaya mahal. Meskipun begitu pengujian ini memiliki keuntungan dan keterbatasannya masing-masing, tidak selamanya metode pengujian menyediakan semua kelengkapan uji yang dibutuhkan. Maka dari itu berikut adalah keuntungan dan keterbatasan uji Barfoed diantaranya :

Keuntungan Uji Barfoed

Keuntungan utama dengan menggunakan uji Barfoed pastinya dapat membedakan monosakarida dan Disakarida. Hasil reaksi larutan Barfoed dengan larutan sampel uji akan menghasilkan endapan warna yang mampu menunjukkan keberadaan kandungan gula monosakarida, Berdasarkan waktu terjadinya pengendapan, monosakarida menghasilkan endapan lebih cepat daripada disakarida. Selain keuntungan utama tersebut, uji Barfoed ini juga sebagai metode kualitatif yang sederhana sehingga memudahkan identifikasi karbohidrat dalam suatu larutan.

Keterbatasan UJi Barfoed

Pada kondisi tertentu Uji Barfoed memiliki keterbatasan seperti terjadinya kondisi asam dimana metode ini memerlukan suasana asam untuk mengakibatkan pengendapan kupro oksida. Kondisi asam yang tidak stabil dapat mempengaruhi hasil uji terutama pada disakarida yang menghasilkan endapan lebih lambat. Selain karena kondisi asam, keterbatasan pada kondisi khusus, misalnya karbohidrat yang tidak menghasilkan endapan kupro oksida tidak dapat dilakukan identifikasi gula monosakarida.

Ciri-ciri Uji Barfoed

Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan diatas, Uji Barfoed dapat ketahui memiliki sejumlah ciri khusus dibandingkan dengan pengujian lainnya yang sama-sama menguji kandungan karbohidrat. Adapun ciri-ciri yang melekat pada uji Barfoed diantaranya sebagai berikut :

  • Digunakan untuk mengidentifikasi kandungan monosakarida seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa.
  • Timbulnya reaksi pada monosakarida dalam kondisi asam.
  • Hasil uji berupa endapan merah yang muncul setelah reaksi.
  • Uji Barfoed dilakukan dalam kondisi asam.
  • Uji Barfoed hanya positif untuk monosakarida

Kesimpulan

Uji Barfoed adalah suatu metode pengujian kualitatif untuk mendeteksi adanya gula pereduksi dalam suatu sampel bahan biologis ataupun pangan. Metode ini bekerja dalam kondisi asam menggunakan larutan Barfoed yang akan menghasilkan endapan berwarna merah bata yang menunjukkan adanya kandungan gula monosakarida pada sampel yang diuji. 

Berbeda dengan uji karbohidrat lainnya, Uji Barfoed dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif.  Sekian penjelasan yang dapat disampaikan mengenai uji barfoed untuk analisis kandungan gula monosakarida pereduksi. Semoga informasi yang disampaikan dapat berguna bagi Anda.