Untuk meredakan atau menghilangkan rasa sakit dan nyari, dapat ditangani dengan pemberian obat penghilang nyeri yang mengandung analgesik. Akan tetapi, setiap produk obat tersebut harus melewati proses pengujian yang ketat untuk menjamin efisiensi penggunaan. Salah satu tindakan pengujian yang harus dilakukan yaitu uji analgesik.
Uji analgesik secara umum merupakan serangkaian pengujian yang digunakan untuk menilai efektivitas zat yang ada dalam meredakan rasa nyeri. Nah, untuk dapat mengeytahui pengertian hingga tahapan uji analgesik untuk itu yuk simak pembahasan artikel ini dengan seksama dari awal hingga akhir!
Daftar Isi
Kenali Tentang Uji Analgesik
Agar memudahkan Anda untuk memahami setiap pembahasan yang ada di dalam artikel ini, sebaiknya Anda perlu mengenali uji analgesik terlebih dahulu. Uji analgesik adalah serangkaian prosedur atau metode pengujian yang biasanya digunakan untuk menilai efektivitas suatu zat dan senyawa dalam meredakan nyeri. Pengujian ini memiliki peran yang sangat penting terutama dalam mengembangan obat penghilang nyeri (analgesik). Pengujian ini juga dapat memberikan informasi yang berharga untuk memahami mekanisme aksi dari berbagai agen analgesik.
Melakukan Uji Analgesik Metode Refleks Geliat
Untuk melakukan uji analgesik ini dapat menggunakan metode refleks geliat. Yang mana dengan metode tersebut akan melibatkan serangkaian pengujian yang mendalam dan menyeluruh terutama pada induksi nyeri kimiawi pada hewan laboratorium, seperti tikus atau mencit. Uji analgesik pada mencit akan menggunakan zat khusus seperti asam asetat. Dengan begitu, jumlah kontraksi perut atau geliat yang dihasilkan dapat dihitung untuk menilai efek analgesik dari zat yang diuji. Untuk lebih detail mengenai setiap tahapan pengujian yang akan dilakukan, berikut merupakannya penjabarannya:
Persiapan Hewan
Tahap pertama yang perlu dilakukan yaitu persiapan hewan. Untuk uji analgetik pada mencit ini pilih mencit atau tikus yang sehat dan kemudian bagi menjadi beberapa kelompok, termasuk kelompok kontrol dan kelompok yang akan menerima zat yang diuji.
Induksi Rasa Nyeri
Nyeri diinduksi dengan menyuntikkan zat kimia, seperti asam asetat atau fenil kuinon pada hewan yang diuji secara intraperitoneal ke dalam rongga perut. Dengan menyuntikkan zat tersebut, maka zat akan menyebabkan nyeri dan menghasilkan respons perilaku yang khas berupa geliat atau kontraksi pada perut.
Pemberian Zat Uji
Selanjutnya untuk zat yang akan diuji untuk efek analgesiknya akan diberikan kepada hewan sebelum atau sesudah induksi nyeri disuntikkan. Untuk dosisi dan cara pemberian zat ini cukup bervariasi tergantung pada desain percobaan yang dilakukan.
Pengamatan dan Penghitungan
Setelah induksi nyeri disuntikkan, amati hewan yang diuji selama periode tertentu yang biasanya sekitar 30 menit. Jumlah geliat (writhes) atau kontraksi perut yang terjadi selama periode ini dihitung. Hewan yang menunjukkan lebih sedikit geliatnya dianggap mengalami efek analgesic yang lebih besar dari zat yang sedang diuji.
Analisis Data
Dari hasil pengamatan yang dianalisis dapat digunakan untuk menentukan efektivitas zat uji dalam mengurangi jumlah geliat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil data ini biasanya akan dinyatakan dalam bentuk persentase penghambatan nyeri.
Kesimpulan
Melakukan uji analgesik dapat menjadi tindakan pengujian yang tepat untuk menilai efektivitas dari zat atau senyawa yang digunakan dalam obat pereda nyeri. Melalui uji analgesik ini dapat memberikan informasi mengenai keamanan dan kinerja obat tersebut. Uji analgesik ini biasanya dilakukan dengan menggunakan metode reflek geliat, misalnya pada hewan tikus atau mencit dengan menggunakan zat asam asetat. Dari jumlah kontraksi perut atau geliat yang dihasilkan dapat membantu untuk menilai efek analgesic dari zat yang sedang di uji.