Untuk negara dengan penduduk mayoritas muslim seperti Indonesia, salah satu persyaratan industri olahan pangan yang banyak dicari adalah persyaratan halal. Dimana dalam pengkategorian makanan halal, bahan baku hingga proses pengolahannya harus memenuhi syariat islam.
Sebuah industri yang hendak melakukan pengujian makanan halal wajib memenuhi beberapa syarat, termasuk persyaratan pengujian makanan halal. Persyaratan pengujian makanan halal merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku bisnis maupun produk supaya bisa mendapatkan sertifikat/label halal untuk produknya. Untuk tahu lebih banyak seputar persyaratan pengujian makanan halal, yuk simak penjelasan berikut ini.
Daftar Isi
Beberapa Persyaratan Pengujian Makanan Halal
Makanan kemasan yang melalui proses pengolahan pada industri maupun pabrik-pabrik rumahan tidak bisa serta merta dikategorikan sebagai makanan halal. Mengingat banyaknya muslim di Indonesia, kebutuhan makanan halal pun memiliki permintaan yang tinggi. Ada beberapa persyaratan pengujian makanan halal yang perlu diperhatikan yaitu:
Menggunakan Bahan Baku Makanan Yang Halal
Salah satu syarat utama makanan halal adalah penggunaan bahan baku. Makanan halal menggunakan bahan baku yang memenuhi syarat-syarat halal. Agar makanan dapat dikatakan halal, harus menghindari penggunaan bahan baku yang tidak diperbolehkan dalam islam, contohnya penggunaan bahan yang berasal dari babi.
Proses Produksi Bahan Makanan
Selain bahan baku, ternyata proses pengolahan dapat menjadikan makanan menjadi tidak halal, terutama pada makanan yang bahan dasarnya daging. Daging hewan seperti ayam, kambing, maupun sapi bisa jadi tidak halal apabila diproses dengan cara yang salah. Berikut adalah proses produksi bahan makanan yang perlu diperhatikan.
Cara Menyembelih Daging
Penyembelihan daging, baik itu daging sapi dan sebagainya harus mengikuti syariat islam. Cara menyembelih hewan yang tidak benar berpotensi menyebabkan daging tersebut haram untuk dimakan. Oleh karena itu, hewan yang dapat dikategorikan halal adalah yang tidak mengandung unsur haram dalam proses produksinya.
Cara Memasak Makanan
Penambahan bahan kimia dalam komposisi bisa berpotensi menjadikan makanan tidak halal. Sebab itu, dalam persyaratan pengujian makanan halal harus dicek kandungan komposisinya dan cara memasaknya. Tahap pengecekan ini diperlukan untuk memastikan bahwa kandungan makanan tidak ada yang non-halal. Begitu juga Anda harus memerhatikan cara memasak makanannya.
Pengujian dan Analisis
Makanan olahan yang melalui proses kompleks membutuhkan pengujian yang lebih ketat. Persyaratan pengujian makanan halal yang lebih ketat bisa dilakukan dengan analisis. Umumnya, pengujian dan analisis makanan halal terbagi menjadi dua, yaitu:
Pengujian Kandungan dan Komposisi Bahan Tambahan
Kandungan dalam makanan wajib diuji untuk memastikan penggunaan bahan kimia tambahan atau bahan lainnya tidak mengandung unsur haram. Sebab, terkadang ada beberapa campuran bahan yang tidak diperbolehkan untuk makanan halal.
Pengujian Mikrobiologis
Selain memperhatikan kehalalan bahan makanan, keamanan dan kualitas makanan menjadi nomor satu. Oleh karena itu, analisis mikrobiologi dibutuhkan. Mikrobiologi adalah aspek pengujian penting dalam makanan olahan.
Berdasarkan Labeling dan Informasi
Labeling halal ini tidak bisa sembarang dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk mendapat label halal pada produk makanan Anda, produk makanan tersebut harus melalui pemeriksaan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Setelah lolos pemeriksaan, makanan mendapat label halal.
Kesimpulan
Permintaan makanan halal di negara dengan mayoritas penduduk muslim sangat tinggi. Oleh sebab itu, makanan halal memiliki penjualan yang lebih tinggi. Agar makanan dapat diketahui kehalalannya, perlu memenuhi persyaratan pengujian makanan halal. Salah satu lembaga yang menyelenggarakan pemeriksaan sertifikat halal yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Dalam pengujian, terdapat beberapa syarat yang perlu dipenuhi termasuk labeling halal oleh BPJPH.