7 Tahap Perhitungan Uji Disolusi Beserta Cara Pembentukan Profilnya!

perhitungan uji disolusi

Uji pengendalian mutu produk berisi serangkaian tahapan yang membutuhkan analisa kritis. Seperti contohnya perhitungan uji disolusi yang tidak bisa dilakukan asal-asalan. Analisa uji disolusi harus dihitung dengan benar melalui teknik yang sesuai regulasi.

Agar hasil disolusi tidak menyimpang dan bisa diandalkan, hasil analisa harus melalui perhitungan matang. Untuk mendapat perhitungan uji disolusi yang matang, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pembahasan detailnya mengenai perhitungan uji disolusi sampai pembentukan profil bisa Anda simak setelah ini. Mari ulas pembahasan hingga akhir!

Perhitungan Uji Disolusi

Inti dari uji disolusi adalah perhitungan konsentrasi sediaan obat yang larut dalam medium cair. Maka perhitungan uji disolusi menjadi landasan dasar yang menentukan reliabilitas hasil pengujian. Menanggapi pentingnya hal itu, dirancanglah langkah-langkah perhitungan uji disolasi untuk jadi titik acuan. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan sesuai urutannya.

Penyiapan Sampel dan Alat

Pada banyak hal, persiapan adalah hal pertama yang bisa dilakukan. Di pengujian disolusi, Anda bisa memulainya dengan menyiapkan sampel uji dan alat bantu untuk melangsungkan pengujian. Air atau buffer dengan pH tertentu bisa dipilih untuk menjadi media disolusi.

Sedangkan alat yang bisa Anda siapkan yakni keranjang atau dayung sesuai dengan metode yang dipilih. Lalu lakukan pengaturan pada beberapa aspek seperti kecepatan, parameter, dan volume.

Pengambilan Sampel

Langkah berikutnya yaitu pengambilan sampel yang ditentukan oleh interval waktu. Penetapan interval waktu ini disesuaikan dengan kondisi. Umumnya intervalnya berkisar pada 10, 15, 20, 30, atau 60 menit.

Pengamatan

Di dalam pengujian tentunya ada aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan. Dalam langkah ini, Anda harus mengamati distribusi partikel, putaran sediaan, gelembung udara, adhesi partikel, dan keberadaan partikel mengambang. Berbagai aspek itu merupakan suatu indikasi terhadap kondisi tertentu. Oleh karenanya penting untuk diamati.

Penetapan Konsentrasi

Penetapan konsentrasi sampel disolusi bisa dilakukan secara spektrofotometri atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Konsentrasi yang ditetapkan secara spektrofotometri lebih cepat dibanding metode satunya. Metode itu juga memiliki teknik analisis lebih sederhana dan penggunaan pelarut yang lebih sedikit. Namun, metode KCKT akan membantu bila terjadi gangguan akibat zat tambahan.

Pengukuran Spesifisitas/Gangguan Plasebo

Perhitungan uji disolusi juga harus melibatkan pengukuran spesifisitas. Karena spesifisitas penting untuk memastikan bahwa hasil analisa tidak terpengaruh oleh komponen plasebo, degradasi, atau zat aktif obat lain. Pengujian ini sebaiknya dilakukan di temperatur 37°.

Akurasi dan Presisi

Untuk mencapai perhitungan uji disolusi yang akurat dan presisi, Anda harus mengidentifikasi tingkat kelarutannya. Apabila tingkat kelarutan rendah, ada baiknya untuk menyediakan larutan persediaan dengan pelarut organik dan bahan obat. Lalu larutan itu diencerkan dengan media disolusi sampai kadar akhir. 

Keberterimaan

Keberterimaan memiliki beberapa kriteria untuk jumlah zat aktif terlarut. Misalnya nilai Q yang lebih dari 80% merupakan zat aktif yang tidak umum digunakan. Kriteria ini dinyatakan dalam range 75% sampai 80% sebagai persentase jumlah yang ada pada etiket.

Pembentukan Profil

Profil disolusi bisa dibentuk dengan mengulang langkah perhitungan uji disolusi di setiap titik waktu pengambilan sampel yang telah ditentukan. Bila data sudah diperoleh, kemudian di plot dalam grafik. Peletakkan plotnya yaitu waktu pada sumbu x dan persentase disolusi pada sumbu y. laju dan pola disolusi sediaan obat bisa dianalisis dengan lebih mudah melalui grafik ini.

Kesimpulan

Penetapan hasil analisis perlu melalui perhitungan yang jeli dan juga matang. Perhitungan uji disolusi terdiri dari berbagai langkah yang saling menunjang kualitas perhitungan terkait akurasi dan kepresisiannya. Mulai dari penyiapan sampel, operator harus mengikuti kaidah-kaidah perhitungan uji disolusi yang benar. Setelah itu barulah bisa membentuk profil dengan cara mengulang langkah perhitungan dari semula.