Ketahui Pembacaan Kesimpulan Uji Protein dan Faktor Pentingnya

kesimpulan uji protein

Dalam menarik kesimpulan uji protein, Anda harus memerhatikan alat uji yang digunakan. Sebab, interpretasi hasil yang ditunjukkan pada masing-masing alat uji dapat berbeda. Maka dari itu, langkah pertama ketika ingin menyimpulkan hasil uji adalah melihat jenis peralatannya.

Kesimpulan uji protein sangat penting untuk menentukan kandungan protein yang ada serta kadarnya. Maka dalam memutuskan kesimpulan uji protein, Anda bisa perhatikan hal yang penting untuk diketahui dan faktornya. Simak selengkapnya dalam artikel ini.

Apa itu Pengujian Protein?

Pada dasarnya, pengujian protein merupakan metode analisis yang disarankan untuk mendeteksi dan mengukur kandungan protein dalam sampel untuk tujuan tertentu. Pengujian protein sifatnya umum, sehingga dapat diaplikasikan dalam berbagai lingkup untuk mencapai tujuan yang bervaraisi.

Beberapa lingkup yang mengaplikasikan uji protein diantaranya yaitu industri makanan dan minuman, penelitian biomedis, diagnostik klinis, dan farmasi untuk mengontrol kualitas produksi.

Pembacaan Kesimpulan Uji Protein

Prinsip pembacaan kesimpulan uji protein masih sama yakni berdasarkan pada alat uji yang digunakan. Oleh karena itu, penting bagi penguji untuk mengenali jenis alat dan pembacaan kesimpulan uji protein. Berikut adalah pembahasannya untuk menambah referensi Anda.

Berdasarkan Spektrofotometri UV-Vis

Kesimpulan uji protein yang pertama didasarkan oleh spektrofotometri UV-Vis. Hasil pengukurannya berupa absorbansi cahaya pada panjang gelombang tertentu. Untuk protein, biasanya panjang gelombang ada di angka 280 nm. Rumus yang digunakan untuk menghitung konsentrasi protein dapat disesuaikan dengan penggunaan metode.

Berdasarkan Bradford Assay atau BCA Assay

Bila Anda menggunakan alat bradford assay, kesimpulan uji protein dapat ditarik dari hasil ujinya. Hasil uji didapatkan dari pengukuran absorbansi setelah terjadi reaksi dengan reagen tertentu. Metode pengukuran akan menyediakan standar kalibrasi untuk menghitung konsentrasi proteinnya.

Berdasarkan ELISA

Dalam metode analisis protein ini, Anda bisa memerhatikan perubahan warna yang terjadi setelah reaksi antara protein dengan reagen substrat. Kemudian hitung intensitasnya untuk mendapatkan hasil uji kuantitatif. Selanjutnya penghitungan konsentrasi protein dilakukan didasarkan pada kurva kalibrasi yang ada dalam standar protein.

Berdasarkan Western Blotting

Hasil pembacaan uji protein yang berupa band-band protein pada membran setelah elektroforesis gel dan transfer menjadi landasan dalam mengambil kesimpulan uji protein. Keberadaan dan konsentrasi protein spesifik ditentukan oleh intensitas dan ukuran band yang ditunjukkan dalam pengujian.

Berdasarkan Mass Spectrometry (MS)

Hasil uji protein dari mass spectrometry bisa dilihat dari spektrum massa. Molekul protein yang menunjukkan adanya massa dan muatan ion akan diidentifikasi untuk menentukan keberadaan protein. Lalu, untuk mengidentifikasi protein, penguji perlu mencocokkan pola spektrum masa dengan database yang sesuai. Dengan begitu kesimpulan uji protein didapatkan.

Berdasarkan Protein Microarray

Pengujian protein dengan metode ini akan menghasilkan fluoresensi pada titik-titik protein di chip microarray yang akan diinterpretasikan sebagai hasil uji. Sedangkan untuk profil ekspresi atau interaksi protein dianalisis berdasarkan intensitas sinyal fluoresensinya.

Faktor Penting Dalam Kesimpulan Uji Protein

Perlu Anda ketahui bahwa ada sejumlah faktor yang memengaruhi hasil pengujian protein. Faktor ini juga perlu dipertimbangkan dalam mengambil kesimpulan uji protein. Di bawah ini adalah beberapa faktor penting dan penjelasannya yang bisa Anda pahami. 

  • Derajat Hidrolisis: Derajat hidrolisis protein mempengaruhi kemampuan emulsifikasi hidrolisat protein. Semakin lama waktu penyimpanan, penurunan kemampuan emulsifikasi dapat terjadi karena aktivitas bakteri proteolitik.
  • Konsentrasi Protein: Konsentrasi protein mempengaruhi daya buih protein. Protein yang banyak digunakan sebagai pembentuk buih adalah putih telur, gelatin, kasein, protein kedelai, protein susu, dan gluten
  • pH: pH mempengaruhi kelarutan protein. Protein mencapai titik terendah pada saat mencapai titik isoelektriknya, karena pada titik ini interaksi protein dengan protein lebih kuat bila dibandingkan dengan interaksi protein dengan air

Kesimpulan

Menentukan kesimpulan uji protein tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa acuan yang benar. Dalam prakteknya, hasil uji protein dapat disimpulkan berdasarkan alat atau metode uji yang digunakan serta pembacaan hasilnya. Di samping itu, ada pula sejumlah faktor penting yang wajib dipahami dan dipertimbangkan untuk menentukan kesimpulan uji protein.