Uji daya hambat bakteri metode cakram sering digunakan sebagai langkah aktif untuk mengetahui kemampuan sebuah bahan untuk menghambat mikroorganisme yang merugikan.
Pelaksanaan metode cakram pada uji daya hambat ini telah menjadi solusi terbaik bagi para penguji menentukan hasil yang tepat. Tentunya uji daya hambat bakteri metode cakram ini digunakan karena berbagai alasan, mulai dari kelebihan-kelebihan hingga faktor yang dilibatkan selama proses uji.
Dalam artikel ini , Anda dapat mengetahui secara lengkap berbagai informasi penting uji daya hambat bakteri metode cakram sebelum mulai menerapkan metode ini dalam pengujian.
Daftar Isi
Kelebihan dan Kekurangan Metode Cakram dalam Uji Daya Hambat
Uji daya hambat bakteri metode cakram dipilih oleh para penguji ahli sebagai metode dasar pelaksanaan uji yang efektif. Hal ini tentunya telah melewati berbagai pertimbangan, seperti berbagai kelebihan dan kekurangan pada bagian di bawah ini.
- Kelebihan
- Metode cakram mudah untuk digunakan dan hanya memerlukan peralatan terbatas
- Hasil uji daya hambat bakteri metode cakram dapat dilihat secara langsung di media kertas cakram
- Dapat menghitung diameter zona hambat yang terbentuk
- Kekurangan
- Uji daya hambat bakteri metode cakram bergantung pada inkubasi
- Keterbatasan mengukur pada jangka waktu yang lama
- Bergantung pada kualitas kertas cakram yang akan digunakan
Langkah Uji Daya Hambat Bakteri Metode Cakram
Uji daya hambat bakteri metode cakram akan memberikan hasil pengujian yang akurat bilamana mengikuti berbagai prosedur uji daya hambat bakteri metode cakram yang sesuai seperti pada langkah-langkah berikut ini.
- Persiapan media agar
- Menyediakan kertas cakram
- Penggunaan kertas cakram di media agar yang mengandung mikroba
- Proses inkubasi
- Pengamatan pada objek uji
- Klasifikasi jenis mikroba yang bereaksi
Selain memberikan arahan yang sesuai, langkah-langkah di atas juga dapat menghindari kesalahan uji daya hambat yang berakibat fatal bagi penelitian yang berlangsung.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Uji Daya Hambat Menggunakan Metode Cakram
Pelaksanaan uji daya hambat bakteri metode cakram dapat berlangsung dengan baik bila mempertimbangkan berbagai faktor-faktor penting berikut :
Kepadatan inokulum
Kepadatan inokulum ini mempengaruhi hasil uji daya hambat karena tingkat kepadatan yang terlalu tinggi ini dapat menghambat difusi zat aktif ke media pertumbuhan bakteri
Waktu penggunaan cakram
Metode cakram tergantung pada penggunaan waktu saat inkubasi berlangsung, yang mana hal ini akan memberikan dampak yang berbeda pada hasil yang diberikan.
Suhu Inkubasi
Proses inkubasi memerlukan suhu tertentu untuk bisa memaksimalkan kinerja uji daya hambat metode cakram. Dengan mempertimbangkan tingkat suhu ini, tentunya Anda bisa mendapatkan hasil uji yang akurat.
Ukuran Cawan Petri
Hasil uji daya hambat juga dipengaruhi oleh ukuran cawan petri yang digunakan selama proses berlangsung. Ukuran yang terlalu besar, dapat menghambat difusi zat aktif pada pertumbuhan bakteri.
Kedalaman Media Agar
Tingkat kedalaman media agar yang terlalu dalam dapat mempengaruhi hasil uji daya hambat bakteri metode cakram ini. Dimana kedalaman yang terlalu besar dapat menghambat difusi zat aktif ke media pertumbuhan bakteri.
Contoh Hasil Uji Daya Hambat Metode Cakram
Hasil uji daya hambat metode cakram biasanya digunakan pada proses uji daya hambat infusa akar kai-kai, dan air perasan buah lemon. Nantinya hasil yang didapat ini bisa digunakan untuk mengembangkan bahan-bahan sebagai alternatif yang berguna baik untuk saat ini maupun masa mendatang.
Kesimpulan
Uji daya hambat bakteri metode cakram merupakan metode yang efektif dan mudah digunakan dalam uji daya hambat. Pelaksanaan proses uji ini memungkinkan pengamatan dan pengukuran zona hambatan dilakukan dengan lebih baik lagi.
Selain itu penggunaan metode ini juga memberikan hasil yang maksimal, jika para peneliti yang ahli tetap memperhatikan berbagai faktor penting selama pengujian daya hambat sedang berlangsung.