Dalam produksi krim, entah produk kecantikan maupun produk farmasi, konsistensi kekentalannya harus dijaga. Pemantauan konsistensi krim umumnya dilakukan dengan uji viskositas krim. Di dalam uji viskositas, kekentalan krim akan dianalisis untuk mengetahui daya sebar dan daya serapnya.
Ada banyak hal menarik seputar uji viskositas krim yang akan dibahas di artikel ini seperti pengertian, tujuan, serta metode pelaksanaannya. Bagi Anda yang penasaran dengan pengujian viskositas krim, mari simak selengkapnya di penjelasan berikut.
Daftar Isi
Apa itu Uji Viskositas Krim?
Uji viskositas krim dapat dideskripsikan sebagai proses pengukuran resistansi fluida untuk mengalir. Ada beberapa tujuan utama mengapa uji viskositas krim dilakukan oleh produsen. Tujuan umum yang hendak dicapai dari pelaksanaan pengujian ini yaitu menentukan apakah krim mudah menyebar di kulit dan mengukur daya lekat krim pada permukaan kulit.
Berdasarkan manfaatnya, evaluasi viskositas krim dipercaya mampu membantu produsen dalam menyesuaikan formula sehingga mendapat tekstur dan konsistensi krim yang diinginkan. Apabila konsistensi dan tekstur krim memenuhi regulasi sistem mutu, maka kandungan aktif dalam krim dapat diterima kulit secara optimal.
Pentingnya Melakukan Uji Viskositas Krim
Mengapa hingga saat ini uji viskositas krim masih dilakukan? Uji viskositas merupakan salah satu evaluasi yang diperlukan untuk mempertahankan konsistensi krim dan mutu produk. Tetapi, ada dua hal penting yang menjadi dasar mengapa uji viskositas krim terus dilakukan. Berikut adalah penjabarannya.
Konsistensi Krim
Setiap produk krim memiliki standar kekentalannya masing-masing. Konsistensi krim akan memengaruhi daya serap dan daya sebarnya. Semakin cair, krim akan mudah menyebar dan diserap kulit. Namun, krim yang terlalu cair juga tidak baik karena mungkin tidak memberi manfaat yang diinginkan. Untuk mendapat konsistensi yang ideal, perlu adanya uji viskositas krim.
Efektivitas Krim
Ketika mengulas kembali tujuan krim diproduksi, kita cenderung akan mempertanyakan kandungan formula dan bahan aktifnya. Untuk mendukung penyerapan bahan aktif yang baik, krim harus memiliki viskositas yang tepat. Uji viskositas krim penting dilakukan karena untuk mengukur tingkat efektivitas produk krim.
Metode Uji Viskositas Krim
Tidak lengkap bila membahas uji viskositas tanpa menyinggung metode pengujiannya. Selain tujuan, metode uji viskositas krim juga menjadi topik yang tidak pernah berhenti dibicarakan. Dalam dunia pengujian, dikenal 3 metode uji viskositas krim, antara lain:
Rotational Viscometers
Melalui metode ini, viskositas krim dihitung dengan cara menempatkan krim dalam gelas ukur. Kemudian gelas ukur dipasang pada spindel yang berputar. Perputaran spindel secara konstan ini akan mengukur viskositas krim yang diletakkan pada gelas ukur tersebut.
Cone and Plate Rheometer
Berbeda dengan metode sebelumnya, metode cone and plate rheometer dikenal sebagai metode yang menerapkan tegangan geser terkontrol. Penilaian viskositas krim dilakukan dengan cara mengukur perilaku aliran yang dihasilkan dari penerapan metode ini.
Capillary Viscometers
Pada metode capillary viscometers, media yang digunakan adalah tabung sempit. Krim diletakkan pada tabung sempit dan diukur alirannya untuk menentukan kondisi viskositasnya. Di samping itu, metode ini cocok untuk Anda yang hendak membandingkan dua produk krim. Laju aliran krim dapat Anda ketahui perbedaannya dan menentukan sifat aliran krim serta viskositasnya.
Kesimpulan
Untuk menentukan seberapa kental konsistensi krim, produsen pada umumnya akan melakukan uji viskositas krim. Pengujian viskositas mengacu pada pengukuran resistensi fluida untuk mengalir. Seberapa baik krim dapat menyebar dan melekat ke permukaan kulit dapat diketahui melalui hasil uji viskositas krim. Pengujian ini terdiri dari tiga metode dasar yaitu rotational viscometers, cone and plate rheometer, dan capillary viscometers. Pemilihan metode akan lebih baik bila disesuaikan dengan jenis krim dan tujuan evaluasi.