7 Prosedur Uji Disolusi Suppositoria yang Harus Kamu Ketahui

uji disolusi suppositoria

Suppositoria adalah bentuk obat yang berbentuk kerucut atau menyerupai peluru yang pengaplikasiannya beda dari obat kebanyakan. Dikarenakan penggunaannya yang unik, uji disolusi suppositoria penting untuk memastikan efektifitas obat.

Uji disolusi suppositoria menggunakan medium tertentu untuk simulasi kondisi tubuh. Tujuan utama dari proses uji ini yaitu menilai kecepatan obat dapat melepaskan zat aktif dan mengevaluasi seberapa baik pelepasannya. Sebelum pada inti pengujian, uji disolusi suppositoria ini melewati tahapan lain. Tahap pengujian ini perlu dipahami untuk melakukan evaluasi formula obat dengan baik. Oleh karena itu, mari simak prosedur uji disolusi suppositoria!

Tahapan atau Prosedur Uji Disolusi Suppositoria yang Tepat!

Semakin banyak inovasi obat yang dihadirkan untuk masyarakat, maka perlu adanya bidang pengujian yang lebih relevan. Belakangan uji disolusi suppositoria jadi topik yang ramai dibincangkan. Salah satu topik yang disoroti dalam perbincangan adalah prosedur uji disolusi suppositoria. Bagi Anda yang ingin tahu gambaran umum dari prosedur uji disolusi suppositoria, berikut adalah tahapan-tahapannya.

Persiapan Alat

Uji disolusi suppositoria dilakukan dengan bantuan berbagai alat untuk jadi media pengujian. Sebelum menggunakannya, pastikan Anda mengecek kalibrasi alat sudah sesuai instruksi pabrikan dan dalam keadaan bersih. Setelah itu, wadah disolusi diisi oleh medium yang sesuai kemudian kontrol suhunya di angka 37 ± 0.5 °C. Suhu tersebut merupakan suhu normal tubuh manusia.

Pengkondisian Lingkungan Pengujian

Lingkungan pengujian ini berkaitan dengan metode pengadukan. Penyesuaian metode bergantung pada jenis alat disolusi yang ada. Sedangkan untuk metode yang umum digunakan adalah metode dayung maupun keranjang. Pemilihan metode juga berpengaruh pada kecepatan pengadukan. Contoh kecepatan pengadukan yaitu 50-100 rpm atau sesuai farmakope yang diikuti.

Pemasangan Suppositoria

Tahap selanjutnya adalah menempatkan suppositoria ke dalam wadah khusus seperti keranjang pada alat disolusi yang disiapkan. Setelah terpasang, mulailah pengadukan dan hitung waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui kecepatannya.

Pengambilan Sampel

Sampel medium disolusi diambil secara berkala sesuai dengan interval waktu yang ditentukan. Contoh interval waktu untuk pengambilan sampel yaitu setiap 5, 10, 15, 30, 45, dan 60 menit. Untuk volumenya, penguji biasanya mengambil sebanyak 5-10 mL sampel. Sementara itu, untuk menjaga volume total tetap konstan, Anda bisa mengganti volume yang diambil. Anda bisa mengambilnya dengan medium segar yang sudah dipanaskan.

Filtrasi

Tahap filtrasi dalam uji disolusi suppositoria ini bertujuan untuk menyaring partikel padat atau residu yang belum larut pada sampel yang diambil. Pemilihan filter harus disesuaikan dengan persyaratan. Contoh filter yang biasa digunakan yaitu membran filter 0.45 µm.

Analisis Sampel

Sampel yang telah diambil kemudian dianalisis untuk mengetahui konsentrasi zat aktif yang terkandung. Tahap analisis ini menggunakan spektrofotometer UV-Vis atau HPLC yang familiar digunakan. Setelah hasil didapatkan, bandingkanlah dengan kurva kalibrasi standar. Tujuan perbandingan ini yaitu untuk mengukur jumlah zat aktif yang terlarut pada setiap interval waktu.

Pengolahan Data

Tahap terakhir dalam uji disolusi suppositoria adalah pengolahan data. Persentase zat aktif yang terlarut terhadap waktu atau hasil disolusi bisa Anda plotkan untuk setiap suppositoria. Dilanjutkan dengan menghitung parameter disolusi misalnya waktu paruh disolusi (T50), disolusi kumulatif, dan waktu untuk melepaskan 75% zat aktif (T75). 

Kesimpulan

Seringkali kita dapati hasil pengujian yang tidak akurat karena proses pengujian yang tidak memerhatikan prosedur atau syarat yang ditetapkan. Prosedur uji disolusi suppositoria sangat penting untuk jadi acuan dasar selama melakukan pengujian suppositoria. Setiap tahapan dalam prosedur ini harus dilakukan dengan seksama dan mengindahkan aturan yang ada mulai dari tahap persiapan, analisis, hingga mengolah data.