Peralatan dan sistem pengukuran memang membutuhkan perawatan dan kalibrasi yang dilakukan secara rutin dan berkala. Hal ini tentu bertujuan untuk menjaga kondisi peralatan tersebut tetap dalam keadaan prima dan efisien. Selain itu proses kalibrasi pada peralatan membuatnya terus dapat menghasilkan pengukuran yang sesuai dengan standar yang berlaku baik standar nasional maupun internasional.
Mungkin bagi sebagian orang masih belum mengetahui apa itu Panduan kalibrasi dan perawatan peralatan yang tepat. Nah berikut ini kita akan membahas tentang beberapa panduan untuk kalibrasi dan perawatan pada peralatan ukur secara rinci.
Daftar Isi
Panduan Kalibrasi dan Perawatan Peralatan
Dengan mengetahui panduan kalibrasi dan perawatan peralatan ini akan membuat kita lebih paham tentang bagaimana cara mengkalibrasi, kapan waktu kalibrasi yang tepat, serta terus menjaga peralatan untuk menghasilkan hasil pengukuran yang sesuai standar. Pada dasarnya peralatan ukur ini akan terus mengalami penurunan akurasi seiring masa pemakaiannya. Sehingga dibutuhkanlah perawatan dan kalibrasi secara rutin.
Maka dari itu untuk melakukan kalibrasi dan perawatan peralatan yang tepat dibutuhkan juga panduan untuk pengkalibrasian. Salah satu faktor pentingnya adalah penunjukan pihak yang mengkalibrasi, biasanya menggunakan SK penanggung jawab yang bisa kalian baca langsung di bawah ini
Baca Juga : SK Penanggung Jawab Pengelolaan Peralatan dan Kalibrasi, Ini Contohnya
Selanjutnya mengenai panduan kalibrasi akan kita bahas secara rinci di bawah ini mulai dari pengertian, tahapan dan prosedurnya seperti di bawah ini.
Panduan Kalibrasi
Tujuan kalibrasi pada alat dan sistem ukur sendiri bukanlah untuk memperbaiki peralatan yang rusak. Karena pada dasarnya kalibrasi sendiri hanya untuk menentukan kebenaran pengukuran dengan cara membandingkan alat ukur tersebut dengan alat ukur yang memiliki ketertelusuran terhadap standar nasional untuk satuan ukuran internasional. Dalam pelaksanaannya ada 4 langkah utama yakni:
Pengamatan
Kalibrasi pertama dimulai dari pengamatan dan penentuan ketidakpastian dari sebuah peralatan. Kalibrasi sendiri membutuhkan ketelitian dan penelitian terhadap detail dari pelaksanaannya. Pengamatan awal meliputi pemeriksaan pada peralatan yang akan dikalibrasi, apakah peralatan tersebut dalam kondisi normal atau tidak.
Jika peralatan rusak maka perlu diperbaiki terlebih dahulu. Apabila peralatan tersebut sudah sempurna maka tahapan selanjutnya adalah penyetelan alat yang akan dikalibrasi agar terhindar dari titik nol.
Setelah itu maka peralatan akan melaksanakan pengukuran pada titik ukur tertentu dengan mengikuti dokumen acuan kalibrasi. Pelaksanaan ini dilakukan sesuai dengan kapasitas alat dan rentang ukur yang digunakan sebelumnya.
Setelah pengukuran selesai maka langkah berikutnya adalah pengambilan data yang akan dilaporkan dengan format tertentu yang sesuai dengan metode kalibrasi.
Menghitung Data Kalibrasi
Jika hasil pengukuran sudah dicatat maka selanjutnya adalah penghitungan data kalibrasi sesuai dengan metode kalibrasi yang digunakan. Proses penghitungan ini melibatkan konversi satuan, menghitung nilai maksimal hingga minimal, nilai rata-rata, standar deviasi, menentukan persamaan regresi. Maka hasil ini akan dijadikan sebagai dasar kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.
Menentukan Ketidakpastian Kalibrasi
Penentuan ketidakpastian kalibrasi merupakan tahapan penting dalam pelaksanaan kalibrasi. Alasanya tentu hal ini mempengaruhi oleh berbagai faktor terkait dengan peralatan, pelaksana, lingkungan, dan metode kalibrasi. Adapun beberapa faktor yang ada pengaruhnya mendominasi dan ada pula yang dapat diabaikan tergantung jenis kalibrasinya.
Membuat dan Menerbitkan Laporan Hasil Kalibrasi
Tahapan terakhir dari kalibrasi adalah pembuatan laporan kalibrasi, yang formatnya mengacu pada pedoman SNI 19-17025. Adapun pembuatan laporan kalibrasi ini terdiri dari 4 tahap yakni pembuatan konsep, pemeriksaan konsep, pengetikan konsep, serta pengesahan laporan.
Perawatan Peralatan
Perawatan peralatan ini bertujuan untuk menghindari kerusakan dari sebuah peralatan maupun sistem ukur. Prosedur yang tepat untuk bukti bahwa perawatan sudah dilakukan bisa dengan sertifikat maupun kartu kontrol. Selengkapnya untuk fungsi bukti pemeliharaan dan perawatan bisa dicek di bukti pemeliharaan dan kalibrasi alat. Sementara itu, untuk melakukan perawatan peralatan ini hendaknya mengikuti prosedur yang benar dan tepat sebagai berikut:
Simpan Alat Ukur di Tempat yang Tertutup
Setiap peralatan ukur haruslah disimpan di dalam sebuah loker ataupun lemari yang memiliki suhu ruangan yang sesuai agar alat ukur tersebut tidak memuai.
Hindari Penumpukan Penempatan Alat Ukur
Adapun alat ukur ini tidak boleh ditumpuk karena bisa menyebabkan kerusakan akibat penumpukan alat ukur tersebut.
Gunakan cover yang ada
Untuk penyimpanan alat ukur juga sebaiknya menggunakan sarung maupun kotak yang tersedia agar alat ukur tersebut tidak mudah rusak akibat hantaman secara langsung dari benda lainnya.
Pemakaian yang sesuai target
Menggunakan alat ukur harus sesuai dengan instruksi pemakaiannya. Misalnya saja pada alat ukur penggaris stainless steel yang mengukur dimensi benda bukan untuk pengganti pisau.
Hindari benturan keras
Sebelum menyimpan alat ukur hendaknya bersihkan alat ukur tersebut dari kotoran, pasir, maupun benda-benda yang menempel di permukaannya.
Kesimpulan
Kalibrasi dan perawatan peralatan ukur memang hampir sama yakni bertujuan agar alat ukur tersebut bisa terus digunakan dan memiliki hasil pengukuran yang sesuai dengan standar. setiap alat ukur memiliki ketahanan dan masa pakainya masing-masing sehingga perawatan dan kalibrasi secara berkala memang perlu dilakukan.